twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Setiap saat disadari atau tidak, disengaja atau tidak, berbagai permasalahan datang dan tersimpan dalam hati. Terkadang membuat dada sesak dan kepala penat. Mungkin permasalahan yang Anda hadapi mirip atau pernah dialami rekan yang lain. Melalui blog konsultasi psikologi ini diharapkan Anda menemukan jawaban yang menjadi solusi atau pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan yang Anda hadapi.

Konsultasi Psikologi Update:

Tulis Topik Permasalahan Anda

Anakku Menderita Epilepsi

babya6c28d.jpg

Permasalahan :

Saya Ibu (41 th) dari anak tunggal perempuan usia 12 tahun kelas 1 SMP. Sejak hampir satu tahun ini putri saya sering mengalami pingsan yang periode hampir setiap 2 minggu sekali. Malah diawal masuk SMP pernah hampir setiap hari. Setelah menjalani beberapa pemeriksaan CT Scan (normal) EEG ada kecenderungan epilepsi (walaupun 3 dokter spesialis syaraf yang saya datangi masih agak ragu akan diagnosenya), darah , jantung, paru-paru semuanya normal, tapi kesimpulan hasil pemeriksaan psikologisnya menunjukkan immaturitas kepribadian yang menyebabkan anak kurang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.

Subyek sangat rendah toleransinya terhadap situasi yang menekan dan hasil tes bender menunjukkan adanya indikasi kelainan organik. Apa maksudnya? Apa ini ada indikasi bahwa putri kami stres? Bagaimana cara menumbuhkan rasa percaya dirinyA? Karena pernah kepada saya dia mengeluh/merasa dirinya bodoh, padahal IQ nya 107. Memang putri saya ini agak malas belajar dan kurang disiplin. Kepribadian putri saya sesuai hasil itu menunjukkan cukup terbuka tapi cenderung membatasi diri, sukar ditebak apa maunya dan mengarah mudah tersinggung, immature, emosi labil dan cenderung mudah kacau sedangkan pemahaman, verbal, logika dan abstraksi menunjukkan cukup baik.

Salah satu dokter syarafnya pernah akan merekomendasikan ke psikiater, apa bedanya dengan psikolog ya bu? Atas konsultasi yang Ibu berikan, kami ucapkan terima kasih.


Wassalam


***************



Jawaban :

Dear Ibu Henny, terima kasih atas kesabarannya menunggu jawaban konsultasi dari saya. Dari cerita Ibu, bisa saya simpulkan bahwa secara fisiologis dan dalam hal kemampuan intelektualnya ia normal (pemeriksaan darah, jantung, paru-paru normal, pemahaman verbal, logika dan abstraksi cukup baik). Namun, putri Ibu memiliki kecenderungan epilepsi yang kekambuhannya dipicu oleh kondisi stres psikis. Hal ini memang bisa terjadi pada anak-anak yang berkepribadian kurang matang (immature), dimana ia menjadi kurang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial dan sangat rendah toleransinya terhadap situasi yang menekan (sesuai hasil pemeriksaan psikologis terhadap putri Ibu). Pengalaman masuk SMP adalah salah satu pengalaman yang dirasa sangat menekan dan menimbulkan kecemasan besar bagi putri Ibu. Ia membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, untuk dapat merasa aman dan nyaman serta percaya diri. Itu sebabnya, kecenderungan epilepsi yang ada pada dirinya lalu muncul dalam bentuk serangan pingsan mendadak yang cukup sering, terutama di awal-awal masuk SMP.

Mengenai tes Bender, itu adalah salah satu tes psikologis untuk mengetahui adanya kelainan organik pada otak atau kelainan fungsi otak. Jadi, hasil tes Bender juga menguatkan diagnosa epilepsi yang diderita putri Ibu, dimana terdapat muatan listrik dan pelepasan yang berlebihan atau tidak terkontrol di sel-sel neuron otaknya, sehingga penerimaan serta pengiriman impuls dari otak ke bagian-bagian lain dalam tubuhnya terganggu.

Sedangkan untuk pertanyaan Ibu tentang psikiater dan psikolog, keduanya sama-sama mendalami masalah 'psikis' atau kejiwaan. Bedanya, psikiater adalah seorang dokter spesialis , dimana dalam penanganan pasien bisa menggunakan obat-obatan medis (misalnya : anti depresan, anti anxiety, obat kejang dsb). Sedangkan psikolog, berasal dari disiplin ilmu yang berbeda dari kedokteran dan metode penanganan client dilakukan dengan konsultasi, konseling, pemberian tes-tes psikologis atau bermacam-macam teknik terapi. Jadi, untuk membantu menegakkan diagnosa, psikologis bisa melakukan serangkaian wawancara, observasi dan tes untuk kemudian memberikan terapi yang sesuai. Namun apabila dalam prosesnya dibutuhkan pengobatan medis atau bahkan tindakan pembedahan misalnya, maka harus bekerja sama dengan psikiater, dokter ahli syaraf (neurolog), dsb. Dari sudut pandang psikologis, epilepsi memang bisa terkait atau menyebabkan perubahan emosi yang kompleks yang dapat mengubah perilaku dan kepribadian serta menghambat hubungan interpersonal. Anak menjadi sulit mengendalikan emosinya, mudah tersinggung, atau bisa menjadi kehilangan motivasi belajar di sekolah, kehilangan kepekaan terhadap lingkungan, menjadi egosentris atau menarik diri dari lingkungan sosialnya. Hal ini bisa menjadi lebih parah dengan adanya sikap-sikap yang keliru dari masyarakat, misalnya mengucilkan menganggap penyakit menular, dsb.

Yang terpenting, penderita epilepsi memang perlu ditangani sedini mungkin, sebab semakin lambat penangannya maka efek negatif yang dapat merusak syaraf otak akan semakin besar. Beberapa saran dari saya :

1. Pahami dan terima ketakutan atau kecemasannya. Penderita epilepsi biasanya takut tidak bisa sembuh, takut berenang, takut naik sepeda dan takut kumat di tempat umum lalu menjadi tontonan yang memalukan bagi orang-orang. Dengan sabar dan telaten, tumbuhkan rasa percaya diri putri ibu dengan menceritakan fakta-fakta yang sebenarnya tentang penyakit epilepsi yang dideritanya. Yang jelas, epilepsi tidak menular, bukan penyakit keturunan dan bukan keterbelakangan mental. Bahkan, fakta bahwa banyak orang ternama yang juga menderita epilepsi namun tetap bisa berkarya melebihi orang-orang normal perlu ibu sampaikan agar ia optimis dan lebih percaya diri dalam menjalani hidupnya.

2. Gali potensi dan bakat-bakatnya atau cari tahu kegiatan apa yang menjadi hobinya di waktu luang, lalu dorong putri Anda untuk menekuninya sehingga berbuah menjadi prestasi yang dapat dibanggakan. Dengan demikian, ia akan lebih percaya diri dan bahagia.

3. Sebisa mungkin, hindari situasi-situasi yang dapat menambah tekanan bagi anak dan persiapkan dirinya menghadapi berbagai situasi. Misalnya jika akan berkunjung ke suatu tempat yang baru, katakan bahwa nanti ia akan bertemu dengan di A, si B atau akan melakukan ini dan itu. Hindari juga kelelahan, kurang tidur, terlambat makan, kedinginan, atau terlalu memaksanya dalam belajar. Sebaiknya orang tua tidak menerapkan aturan disiplin yang kaku yang mudah menimbulkan kecemasan dan tekanan bagi anak-anak dengan kepribadian yang rentan. Lebih baik, beri semangat dan sesuaikan dengan kapasitas atau kesanggupan anak dalam belajar. Kepekaan dan kesigapan memberikan bantuan dalam belajar ketika anak membutuhkan juga amat diperlukan.

Wajar jika orangtua merasa cemas dan frustasi memikirkan masa depan anaknya yang mengidap epilepsi. Ibu tentu cemas membayangkan putri Ibu mendadak kejang-kejang dan dikucilkan oleh orang-orang dengan anggapan yang keliru tentang epilepsi. Namun Ibu harus optimis. Dengan bantuan pengobatan yang benar, banyak penderita epilepsi mampu hidup normal. Untuk menambah wawasan dan memenuhi kebutuhan akan informasi, bu Henny bisa bergabung di perhimpunan orang tua penyandang epilepsi yang ada di berbagai daerah.

4. Usahakan tetap tenang dan sigap ketika anak kena serangan mendadak. Tentunya bu Henny sudah mengetahui langkah-langkah yang perlu (dan yang tak boleh) dilakukan ketika putri Ibu menghadapi serangan kejang. Persiapkan diri dengan menyediakan obat-obatan di tempat yang mudah terlihat/terjangkau dan simpan nomer-nomer telepon penting/darurat, seperti rumah sakit atau dokter.

Jika putri Ibu minum obat-obatan antiepilepsi, konsultasikan selalu dengan dokter yang merawatnya, sebab ada obat-obatan penenang yang memiliki efek samping melambatkan proses berfikir. Karena munculnya pada usia sekolah, maka obat-obatan yang keliru bisa mengganggu kemampuan dan prestasi belajarnya.

Tentunya, apa yang saya sampaikan di sini belum cukup untuk menjawab semua pertanyaan Ibu. Langkah-langkah yang lebih detil dan terencana perlu Ibu konsultasikan langsung dengan psikiater atau psikolog yang berpraktek di kota Ibu. Dengan kesabaran dan kasih sayang Ibu dalam mendampingi dan memberinya semangat untuk melakukan berbagai upaya untuk sembuh, saya percaya putri Ibu dapat tumbuh dan berkembang normal seperti teman-temannya.


Maya Harry, Psi

Sumber : Wanita Indonesia

Suami Iseng

Permasalahan:

Di jalan, di tempat umum, juga di tempat kerja, selalu ada suami iseng.
"Bu Lei, panggil saja saya Cemara. Saya rasa dengan tinggi badan 168 cm dan berat 53 kg, sepintas saya memang mirip pohon cemara. Iya ’kan Bu Lei?

Tolong Bu, saya sudah hampir putus asa menghadapi hal ini. Mengapa Bapak-bapak yang hidung belang sering sekali mendekati saya, padahal selama ini saya selalu berpenampilan sopan. Make up saya tidak menor. Saya tidak pernah memakai baju/kaos ketat dan rok saya tidak mini. Dan saya yakin, saya tidak termasuk perempuan yang ganjen/centil.

Persoalannya begini Bu, di usia saya yang hampir 28 tahun ini, sudah empat kali saya didekati dengan serius oleh laki-laki beristri. Belum lagi yang hanya sekadar iseng mengajak jalan-jalan, makan malam atau nonton.

Dimulai dari Bapak A, ketika saya baru lulus kuliah D-III. A adalah om dari sahabat saya. Umur Bapak A dua kali lipat umur saya. Berani-beraninya dia bilang suka pada saya. Padahal anak pertamanya sama umurnya dengan saya. Dia baru berhenti mengejar saya setelah saya minta bantuan teman laki-laki saya untuk mengakui saya sebagai pacarnya dan mengancam si om agar tidak mengganggu saya lagi. Ini mengakibatkan persahabatan saya dengan teman saya jadi retak karena dia malu punya om yang moralnya payah.

Orang kedua, B, umurnya empat tahun lebih tua dari saya. Sejak pertama kali saya mengenalnya saya yakin dia sudah berkeluarga, tapi dia tidak pernah mau mengakui. Dia tetap bertahan mengejar saya dan beberapa kali bolos kerja untuk menunggu saya pulang kantor. Saya masih bisa menghindar dan mencari informasi tentang dia. Ternyata benar Bu, dia sudah beristri dan bahkan sudah punya anak.

Yang ketiga, C, ini yang terberat bagi saya. Sejak awal perkenalan dia tidak pernah mengatakan sudah menikah. Saya cinta dia Bu. Saya juga sudah memperkenalkan dia kepada keluarga saya. Ketika itu pun dia tidak pernah mengatakan sudah berkeluarga. Ketika saya ketahui dia sudah berkeluarga saya hancur, Bu. Menurut pengakuan C, rumah tangganya sudah kacau jauh sebelum dia mengenal saya. Tetapi dia berusaha mempertahankannya sebab ingat anak-anaknya. Menurut dia saya adalah rahmat Tuhan untuknya. Dia selalu memuji saya. Padahal bila melihat foto istrinya, istrinya jauh lebih cantik dari saya. Namun bersama dia saya merasa jadi wanita paling cantik, paling baik, dan paling berarti baginya… Tetapi saya tidak dapat terus-terusan terlena. Meski butuh waktu beberapa bulan, saya bisa bersikap tegas untuk berpisah darinya, walau dia bilang akan bercerai dari istrinya. Saya juga takut dia hanya mempermainkan saya. Kalaupun dia bercerai, saya tidak sanggup hidup dari penderitaan orang lain, terutama anak-anaknya. Biarlah saya yang hancur, asalkan tidak menghancurkan kehidupan orang lain.

Sekarang D sedang mendekati saya. Sama saja Bu, ternyata dia juga sudah berkeluarga. Dan ini berarti adios buat dia. Sampai surat ini saya buat dia belum jera mendekati saya. Saya sudah hampir putus asa menghadapi bapak-bapak hidung belang ini. Coba Ibu lihat potret saya, apa tampang ini memang tampang yang disukai hidung belang? Saya merasa biasa saja dan saya tidak centil. Atau mungkin dengan wajah yang pas-pasan ini, cuma yang sudah berkeluarga yang tertarik pada saya, sedang yang perjaka sibuk dengan gadis yang jauh lebih cantik dari saya. Keadaan ini membuat percaya diri saya ambruk. Rasanya saya tidak berani lagi untuk tersenyum, takut senyum saya diartikan lain oleh cowok. Terakhir saya berharap surat ini membuat bapak-bapak yang kurang kerjaan itu sadar tingkahnya itu benar-benar menjijikkan, ya ’kan Bu? Di saat anak istrinya menunggu di rumah, mereka sibuk dengan rayuan gombalnya pada perempuan lain… "
Terus menunggu - Setia di Bandung

"Sudah sering sekali ia janji untuk cepat menyelesaikan surat perceraian dengan istrinya, Bu, tetapi selalu ditunda-tunda. Bahkan akhir-akhir ini ia jarang muncul lagi. Sebenarnya saya malu menceritakan hal ini, tapi saya tidak tahu lagi harus pergi ke mana sebab orangtua dan saudara-saudara saya belum tahu kekasihku sudah berkeluarga. Awalnya Bambanglah (bukan nama sebenarnya) yang lebih dulu mendekati saya. Sebagai pegawai baru yang belum kenal siapa-siapa, saya merasa senang sekali ada yang memperhatikan. Lama-kelamaan dari teman biasa ia jadi teman istimewa dan kami pun sudah melakukan yang terlarang. Saya sungguh menyesal Bu. Ketika saya desak agar ia cepat menemui orangtua saya, baru dia akui dia sudah menikah… Saya sempat shock dan jadi histeris, saya hancur sehancur-hancurnya, haruskah saya terus menunggunya?"
Gombal - Cemara di Jakarta

***************



Jawaban:
Adik Cemara, Setia yang baik,
Sedih betul pengalaman yang menimpa kalian, akibat digombali oleh Om Senang dan Bapak Girang. Hasilnya tidak menggembirakan. Bukan hanya merasa tertipu, juga prospek perkawinan jadi semakin jauh. Lebih menyedihkan lagi yang sudah melewati pagar, hingga sudah tertipu pun tetap "takluk" pada permainannya!

Sebenarnya tidak dapat disangkal laki-laki maupun perempuan akan merasa senang jika diminati lawan jenisnya. Keadaan ini terlebih dibutuhkan mereka yang sedang mengalami krisis pribadi seperti gagal dalam bisnis, dikucilkan masyarakat, masuk umur tengah baya, demikian Ethel Person, profesor dalam psikiatri klinik. Berbagai cara digunakan untuk tujuan ini tergantung kreativitas, fasilitas dan kemampuan bergaulnya. Cara yang murah meriah adalah mengumbar rayuan gombal, hingga lawan jenis merasa bagai bidadari meski rupanya cukupan saja. Mengaku perjaka bagi yang mudah dibohongi. Atau bilang perkawinannya morat-marit agar dikasihani. Melaporkan pasangannya egois dan frigid agar diimbali kehangatan..

Namun kita tidak boleh lupa, ia tidak hanya main sendirian saja. Dari hasil penelitian tampak justru wanitalah yang lebih aktif mengundang cowok untuk memperhatikan dia. Dari parfum yang digunakan, warna dan potongan bajunya sampai memberikan ekstra perhatian dan senyuman, banyak ditujukan untuk menarik laki-laki. Tidak usah berdandan sangat menor, namun tegur sapa yang manis menarik saja dapat dilihat sebagai undangan bagi cowok agar beraksi. Inilah yang sering dilupakan para wanita dan hanya merasa dirinya dikejar-kejar cowok melulu.

Jadi Cemara, jangan putus asa, Anda sudah membuktikan diri bisa menarik buat pria, cobalah lebih banyak bergaul dengan cowok yang belum menikah. Dan bagi "Setia" besar kemungkinannya bapak yang senantiasa menunda-nunda "perceraian" dengan istrinya memang tidak mau bercerai dengan istrinya. Sayang kan bila Anda terus menunggu dia sampai uzur?

Surat Anda berdua memperlihatkan kepada para suami bahwa kegenitannya bukan hanya kurang menarik buat para gadis juga dapat merugikan mereka. Jangan memaksa jika mereka mengambil jarak. Sebaliknya para gadis yang tidak mau kecolongan, janganlah mengundang "pencuri" masuk!


Leila Ch. Budiman
Sumber : Kompas Cyber Media

Suami Suka Melecehkan

Permasalahan :

Sungguh tidak mudah untuk membuat perkawinan menjadi romantis, terutama apabila berpasangan dengan orang yang suka melecehkan.

"Ibu Leila yang baik, maaf ya, saya akan langsung saja pada persoalan saya yang sudah segunung rasanya. Kami sudah sepuluh tahun menikah, dikaruniai seorang putra yang cerdas. Akhir-akhir ini saya merasa sudah tidak sanggup lagi hidup bersama suami saya, ingin minggat saja rasanya. Sebenarnya soalnya tidak besar, tetapi sungguh membuat saya sakit hati dan ini sering terjadi.

Ada kebiasaannya yang menurut dia tidak buruk adalah sikapnya yang sinis. Suka menertawakan dan omong jelek tentang istrinya dengan tujuan agar orang lain tertawa. Saya sungguh merasa tidak enak, tetapi dia selalu bilang saya tidak punya sense of humor. Lho, sense of humor kok dengan menghina pasangannya, apakah ini yang disebut humor?

Suamiku memang sangat pandai dan teliti melihat kejelekan, tetapi sukar sekali melihat yang baik, apalagi buat mengatakan terima kasih atau maaf. Ah tidak ada di kamusnya. Yang ada adalah ini salah, itu kurang. Misalkan dia undang beberapa orang buat makan di rumah. Saya sudah masak empat atau lima macam makanan, komentarnya, "Kenapa masak banyak? Kenapa enggak satu macam saja?"

Lho, dia mengundang orang untuk makan, kalau tamu cuma disediakan tahu goreng atau cuma disuguhi kerupuk, orang akan bilang apa? Tentu istri lagi yang akan ditertawakan, "Silakan menikmati kebolehan istri saya: goreng kerupuk." Yang malu tentu saya lagi.

Kalau saya sudah mencuci setumpuk pakaian dan kebetulan ada kaus kaki yang tertinggal, langsung komentarnya, "Mengapa ini tidak dicuci, matamu di mana?" Bukan tumpukan besar yang sudah dikerjakan yang dikomentari, tetapi justru yang kecil, yang kebetulan tidak terbawa. Oya, kami tidak mempunyai pembantu.

Kalau kebetulan kami sedang berkendaraan pergi ke suatu tempat baru dan kesasar, dia akan menyalahkan saya. Katanya, "Mama sih diam-diam saja." Kalau saya beri arahnya, dia juga akan menyalahkan saya, "Mama sih yang kasih arah jalan, jadi salah." Rasanya jadi serba salah.
Akan tetapi, masih ada kebaikannya. Dia seorang pekerja keras dan cukup bertanggung jawab. Kalau saya sakit, dia akan memerhatikan dan membelikan obat. Tetapi, apakah saya harus sakit dulu buat mendapatkan perhatiannya? Bu Leila, tolonglah kami."

***************



Jawaban:
Ny D yang baik,
Tentu saja sukar hidup bersama orang yang hobi melecehkan dan jeli melihat kejelekan kita melulu, sambil mengabaikan yang baik-baik. Rasanya bagai dicekoki makanan pahit terus-menerus, siapa tahan?

Kalau ingin suasana lebih mesra, gantilah menu hubungan dengan yang lebih sedap dan bergizi agar dapat menyuburkan sifat yang baik-baik dari pasangan kita. Cobalah kita lihat reaksi dua suami dari istri mereka yang sudah bekerja keras mengerjakan pekerjaan rumah tangga plus menyelesaikan setumpuk cucian dan menyetrikanya.

Suami 1: "Wah, Mama sudah kerja keras nih, mari saya buatkan air jeruk." Istri senang, kelelahannya terobati sebab suaminya memerhatikan dan menghargainya. Tugasnya terasa lebih ringan.

Suami 2: (sambil memegang kaus kaki kotor), "Kenapa ini tidak dicuci, matamu di mana?" Istri sakit hatinya. Sudah bekerja berat, dihina lagi. Ia merasa lebih tersiksa melakukan pekerjaan itu. Tidak jarang istri kembali memaki suaminya, yang dibalas dengan lebih seru lagi, dan seterusnya.

Kalau keadaan ini amat sering terjadi, tentu berbahaya buat kesehatan kedua insan dan perkawinan mereka. Tidak mengherankan bila Dr Gottmann, ahli terapi perkawinan dan peneliti yang canggih tentang kebahagiaan dan kegagalan perkawinan, berpendapat kritik dan penghinaan adalah racun yang dapat merusak perkawinan. Tambah sering dilakukan, tambah berbahaya.

Untuk menyelamatkan perkawinan ini, tampaknya suami (juga istri) perlu berlatih memupuk rasa suka dan kagum kepada pasangannya. Gottman & Nan Silver (The Seven Principles for Making Marriage Work, New York 1999, yang sudah diterjemahkan dan diterbitkan Penerbit Kaifa, 2001) memberi tiga tahap latihan untuk menumbuhkembangkan rasa suka dan kagum. Intinya sebagai berikut.

Latihan I: Melatih sensitivitas untuk melihat segi yang baik dari pasangan kita.
Latihan ini dikerjakan bersama pasangan. Di dalam secarik kertas ada 72 kata sifat yang baik-baik, seperti menyayangi, cerdas, sensitif, bijaksana, jujur, murah hati, tampan, seksi, energetik, kocak, setia, menyenangkan, mesra, dan tampan. Masing-masing memilih tiga kata yang cocok buat pasangannya dan menuliskan apa peristiwanya, sampai dia memilih kata itu. Kemudian mereka menukar kertas masing-masing dan mendiskusikannya.
Sering kali latihan ini dapat mencairkan suasana yang tegang dan renggang.

Latihan II: Sejarah dan filsafat pernikahan.
Dalam sesi ini, pasangan diminta mendiskusikan bagaimana awal pertemuan mereka. Segi-segi apa saja yang menonjol dari pasangan sampai masing-masing memutuskan menikah dengan pasangan. Apakah kendalanya dan bagaimana mengatasinya. Bicarakanlah bagaimana pernikahan itu, bulan madu, juga transisi menjadi orangtua. Apa masa-masa yang paling membahagiakan dan masa yang sukar, dan bagaimana pasangan dapat mengatasi keadaan sukar itu. Juga melihat kesamaan nilai dan tujuan yang akan dicapai. Bagaimana perkawinan orang lain yang gagal dan bagaimana yang berhasil.

Dalam mengerjakan latihan ini sebagian besar pasangan akan menjadi lunak hatinya dan hubungan menjadi lebih mesra, sebab mengingat awal pengalaman dan perjuangan mereka untuk hidup bersama dan mengenang kembali saat-saat yang membahagiakan tersebut.

Latihan III: Dilaksanakan dalam tujuh minggu.
Latihan ini dirancang untuk membiasakan berpikir positif tentang pasangan Anda. Setiap hari pikirkan tentang satu kebaikan pasangan, baik itu sifat, perbuatan, ataupun pengalaman bersama; ditambah tugas menuliskan peristiwa kebaikan itu atau untuk merencanakan kesenangan bersama. Tambah sering diulang-ulang berbagai pemikiran positif ini tambah baik, sebab pasangan yang bermasalah sering kali dipenuhi berbagai pikiran dan penilaian jelek tentang pasangannya. Tugas tujuh minggu ini untuk mengimbangi dan mengurangi kebiasaan negatif tersebut.

Seperti fisik, mental pun bila sering dilatih jadi lebih terampil. Ny D dan suami, selamat menikmati latihan ini dan melestarikannya!


Leila Ch Budiman
Sumber : Kompas Cyber Media

Cowok Kaku Lagi ”In Love”

Permasalahan :

Sebelumnya, aku minta maaf banget kalau masalah yang aku alami ini terlalu konyol buat dibaca atau bahkan dijawab. Tapi, itu kenyataan dan sedang terjadi padaku. Langsung aja deh. Kenalin, namaku Ray. Saat ini aku tercatat sebagai pelajar salah satu universitas swasta di Surabaya.

O iya, sebelum aku lanjutin, aku punya syarat. Jangan ketawa atau menghina! Oke? Percaya apa nggak, tapi sebaiknya percaya, sampai usia kepala dua ini, aku belum pernah sekali pun jadian. Alias masih jomblo. Hayo, jangan ketawa!

Gara-garanya, sejak SMP sampai lulus SMA, aku kecanduan main games. Entah itu main PS atau game online. Nggak tanggung-tanggung, frekuensi mainku bisa berjam-jam, bahkan mungkin seharian.

Hobi itu benar-benar menyita waktuku. Alhasil, aku nggak banyak waktu buat bergaul. Di saat remaja cowok seusiaku udah mengenal cinta, aku masih berakrab ria dengan games, games, dan games. Hal itu yang akhirnya bikin aku jadi cowok kaku.

Selama sekolah, aku nyaris nggak punya teman dekat cewek. Parahnya, keadaan itu masih berlanjut sampai aku kuliah. Bedanya, sekarang aku mulai membuka diri. Mulai bisa ngobrol sama cewek, meski sekadar nyapa aja atau pas ada perlu. Aku berusaha akrab sama makhluk yang namanya cewek, tapi sampai sekarang belum berhasil seratus persen.

Di kampus, aku sering diejek teman-teman karena nggak kunjung punya gandengan. Padahal, hampir semua temanku udah punya pacar. Malah banyak juga yang hobi gonta-ganti pacar.

Sampai akhirnya, aku ketemu dengan seorang cewek dan langsung jatuh hati. Sebut aja namanya Leni. Dia beda kampus denganku. Nggak tahu kenapa, aku ngerasa benar-benar tertarik padanya.

Sebagai langkah awal, aku udah berhasil dapatin nomor ponselnya dari salah seorang temanku. Tapi, buat kelanjutannya, aku bingung nih. Aku mesti ngapain? Gimana sikapku kalau ketemu sama dia? Gimana supaya aku bisa lebih dekat sama dia?

Please kasih aku saran secepatnya. Jujur, aku ini cowok kuper, penakut, dan tertutup. Kalau ini berhasil mengubah statusku, aku janji deh, bakal traktir kamu apa aja. He he he…. Thanks before.


***************



Jawaban :
Dear Priyo,
Ha ha ha… (ups) nggak boleh ketawa, ya! Habis kamu lucu, curhat aja ada aturannya. Ya ya… daripada kamu makin malu (atau malu-maluin), Aime to the point aja, ya.

Priyo, kamu nggak perlu ngerasa jadi cowok paling apes kok kalau sampai sekarang masih belum punya pacar. Yakinlah, ada sesosok cewek yang disiapkan untukmu. Yang itu tuh, kata orang kan, tiap cowok punya jodoh dari tulang rusuknya. Ya… moga-moga cewek itu Leni, yang lagi kamu taksir saat ini.

Gimana cara ngedeketin Leni? Nih, Aime kasih tip-tipnya.

Cek Status.
Sebelum rasa sukamu berkembang lebih jauh, pastikan dulu statusnya. Sori nih, kamu kan belum berpengalaman dalam hal cinta. Takutnya, kamu lupa dengan hal penting ini. Kalau Leni masih jomblo, lampu hijau buat kamu. Tapi, kalau dia udah punya pacar, mending kamu mundur teratur deh.
Caranya, kamu bisa tanyain secara nggak langsung. Misalnya, pas ketemu, iseng-iseng nanya," Cowok kamu jemput jam berapa?" Kalau masih jomblo, dia pasti bakal jawab, "Cowok yang mana? Belum punya kok." Kalau itu jawabannya, yes! Go to the next level.

Coba Jadi Ninja.
Gini maksudnya. Sering-seringlah muncul di kampusnya. Jangan bilang-bilang. Tiba-tiba aja kamu nongol di depannya, biar dia surprise. Ajakin makan bareng sambil ngobrol. Usahain serileks mungkin. Kalau obrolan kalian nyambung, artinya kalian bisa cocok. Di akhir obrolan, tawarin buat nganter dia pulang.

Hadiah tanpa Nama.
Sesekali, kasih surprise yang lebih mengejutkan. Kasih hadiah "kecil" tanpa nama. Misalnya, selipin novel kesukaannya di dalam tasnya. Di halaman pertama novel itu, kasih kata-kata mutiara dengan inisial namamu. Kalau cerdas, pasti dia langsung bisa nebak hadiah itu dari mana. Tinggal tunggu aja ucapan terima kasih darinya.

Sering Baca Tip Aime.
Ini yang paling penting. Rajin-rajinlah baca tip Aime. Siapa tahu, nantinya kamu ngadepin kondisi yang mirip sama yang dibahas Aime. Bisa dicontek kan cara-cara ngatasinya?
Tenang, semua tip Aime dibagiin gratis kok (buat pembaca setia DetEksi Jawa Pos, pastinya). Aime juga nggak pamrih kok. Tapi, kalau kamu pengin ngirim sesuatu buat Aime, ehm… boleh banget tuh. He he he.… Oke, Priyo, sampai ketemu lagi ya di curhatanmu berikutnya. Aime harap, waktu itu statusmu udah berubah jadi "taken".


Aime
Sumber : Jawa Pos dotcom

Blog Widget by LinkWithin