twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Setiap saat disadari atau tidak, disengaja atau tidak, berbagai permasalahan datang dan tersimpan dalam hati. Terkadang membuat dada sesak dan kepala penat. Mungkin permasalahan yang Anda hadapi mirip atau pernah dialami rekan yang lain. Melalui blog konsultasi psikologi ini diharapkan Anda menemukan jawaban yang menjadi solusi atau pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan yang Anda hadapi.

Konsultasi Psikologi Update:

Tulis Topik Permasalahan Anda

Adikku Obsesif Kompulsif

Permasalahan :

Atas dorongan istri saya, saya menulis surat ini untuk minta saran tentang adik bungsu saya, laki-laki berusia 18 tahun. Ia memiliki segudang kebiasaan aneh yang dilakukannya sejak kecil tetapi akhir-akhir ini semakin parah saja. Adik saya itu sifatnya sangat pendiam dan pemalu, jarang bicara dan tidak suka bergaul. Ia senangnya berdiam diri di rumah atau mengurung diri di kamar.

Yang amat aneh, ia terlalu menjaga kerapian dan kebersihan dalam segala hal, terutama yang menyangkut dirinya yaitu pakaian, meja belajar dan tempat tidurnya. Semua harus bersih dan tertata rapi. Ia selalu curiga ada kuman di badannya, sehingga sering mandi berulang-ulang, bisa delapan sampai sepuluh kali sehari. Belum lagi kalau mau makan, cuci tangannya itu, bisa setengah jam sendiri. Sampai-sampai wastafel dan sabunnya pun dicucinya berulang-ulang. Ia selalu menyetrika kembali pakaian yang akan dipakainya, walaupun sudah licin disetrika pembantu. Baju yang habis dipakainya selalu ia lipat kembali dengan hati-hati, berulang-ulang sampai ia yakin sudah rapi betul, hanya untuk diletakkan di keranjang cucian. Sering ketika sudah siap berangkat sekolah, tiba-tiba ia balik lagi masuk ke dalam rumah untuk cuci tangan, juga membuka kembali sepatunya karena mau cuci kaki lagi. Akibatnya ia sering terlambat ke sekolah dan mendapat peringatan dari gurunya. Nilai-nilai raportnya pun semakin menurun, karena ia jarang belajar. Gimana mau belajar, lha wong waktunya seharian habis untuk ritualnya yang aneh-aneh dan tidak berguna itu. Kadang ia baru selesai mandi malam pukul 10 malam, setelah sesorean sibuk mengelap-ngelap meja belajarnya berulang-ulang, menggeser-geser kursi dan menata buku-bukunya. Semuanya harus tersusun rapi. Sudah rapi pun masih disusun-susun terus. Seringkali, karena jengkel dan tak sabar, ayah kami membentak dan memarahinya. Bukannya berhenti,adik saya justru semakin menjadi-jadi kelakuannya. Apakah adik saya menderita gangguan jiwa mbak? apa nama penyakitnya ini, apa penyebabnya dan bagaimana cara menyembuhkannya?

****************


Jawaban :
Tentu membingungkan dan sulit sekali ya menghadapi keanehan-keanehan adik anda yang berlangsung setiap hari. Bisa dimengerti bahwa seluruh anggota keluarga yang lain terkadang menjadi pusing bahkan jengkel dan bisa-bisa frustrasi melihat berbagai kesibukan dan ritual yang dilakukannya. Namun yang terutama dibutuhkan dalam menghadapi kasus semacam ini justru pengertian dan kesabaran Anda beserta seluruh anggota keluarga yang lain. Dalam psikologi, perilaku adik Anda tergolong obsesif kompulsif. Adik anda tampaknya menderita gangguan jiwa neurotis yang berbentuk pikiran yang muncul berulang-ulang dan terus-menerus (obsesi), disertai dorongan yang tak dapat dikendalikan untuk melakukan suatu perbuatan secara berulang-ulang dan terus-menerus pula (kompulsif). Orang lain yang normal memang sering tak bisa memahami apa maksud dan tujuan dari perilaku tersebut.

Bentuk dari obsesif kompulsif bisa bermacam-macam. Pada adik Anda, pikiran obsesifnya adalah agar dirinya selalu dalam keadaan bersih dan rapi. Pikiran-pikiran ini terus mendominasi dirinya, dan tampil dalam bentuk aktivitas-aktivitas mencuci tangan, mandi, mengelap dan mengatur-atur barang-barang tak henti-hentinya. Bukan hanya keluarga dan orang-orang di sekitarnya yang terganggu, adik anda pun sebetulnya menyadari bahwa rangkaian kebiasaannya tersebut tidak masuk akal, menghabiskan waktunya dan menghambat dirinya untuk melakukan hal-hal lain yang lebih berguna, namun ia tak mampu menghentikannya karena pikiran-pikiran obsesifnya menguasai dirinya.

Di satu sisi, perilaku kompulsifnya itu bisa meredakan ketegangan dan kegelisahan di dalam dirinya, sehingga ia merasa lebih tenang setelah mengerjakannya. Masalahnya, adik Anda jadi kehabisan waktu untuk melakukan aktivitas-aktivitas lain yang lebih produktif. Beberapa merupakan kegiatan sehari-hari yang wajar dan normal untuk merawat diri (mandi, berpakaian, makan, tidur), sebagian lainnya merupakan tuntutan dari lingkungan sosialnya yang harus ia penuhi untuk dapat hidup normal dan beradaptasi (bermain, bersosialisasi, belajar, dan sekolah). Karena terbelenggu dalam pikiran obsesif dan ritual kegiatan kompulsinya, adik anda seakan terjebak dalam lingkaran setan yang kian lama semakin parah. Seperti yang anda ceritakan, ia menjadi tertinggal pelajaran di sekolah, kehabisan waktu untuk belajar, sering terlambat, jarang menyelesaikan PR, mengerjakan soal-soal ujian tidak selesai, akibatnya nilai-nilainya jelek, sehingga ia sering mendapat teguran dari guru dan dimarahi oleh ayah di rumah. Kondisi ini menimbulkan stres dan frustrasi di dalam dirinya, yang selanjutnya justru memperkuat pikiran-pikiran obsesif dan perilaku kompulsifnya. Semakin ia merasa gelisah, stres, sedih dan frustrasi, ia akan semakin sering mengulang-ulang perilaku anehnya untuk meredakan ketegangannya, lalu giliran ayah yang tak sabar menjadi bertambah marah, sehingga adik Anda akan semakin sibuk dengan ritual-ritual anehnya itu dan seterusnya. Bisa Anda bayangkan, keadaan akan semakin buruk jika tak segera diatasi.

Adik Anda membutuhkan bantuan dan dukungan dari seluruh anggota keluarga untuk bisa sembuh dari penyakitnya. Oleh karena itu, tugas Anda sebagai kakak untuk selalu mengingatkan mereka agar bersabar dan mencoba memahami kondisi adik Anda. Terutama kepada ayah yang pemarah, perlu Anda himbau untuk mau berusaha menahan luapan emosinya, karena itu hanya akan memperparah kondisi si sakit. Agar lebih bisa memahami, sebaiknya seluruh anggota keluarga berusaha mencari akar penyebab munculnya gangguan yang dialami oleh adik Anda. Sebab, pasti ada sesuatu yang mendasari munculnya pikiran2 dan perilaku obsesif-kompusif itu.

Menurut Sigmun Freud dari kacamata psikoanalisa, gangguan obsesif-kompulsif disebabkan adanya tahapan perkembangan yang terhenti, yaitu pada suatu tahapan yang dinamakan fase anal. Pada penyakit ini, penderita berusaha amat keras mengontrol dorongan-dorongan primitifnya dengan reaksi yang berlebihan, sehingga pikirannya menjadi terus-menerus terpaku pada kebersihan dan kerapian yang berlebihan. Hal ini sebetulnya untuk menutupi atau mengingkari kebutuhan primitif seperti mengompol, atau untuk menghapus keinginan-keinginan yang terlarang, misalnya rasa ingin memberontak terhadap orangtua yang otoriter, karena takut berdosa dan takut dimarahi lalu ditutup-tutupi dengan sikap diam dan kesibukan kompulsifnya tersebut.

Ahli lain yaitu Alfred Adler mengemukakan pendapat yang senada, yaitu bahwa gangguan ini muncul jika kebutuhan anak untuk merasa dirinya mampu atau kompeten dihambat oleh sikap orangtua yang terlalu mengecilkan atau terlalu dominan terhadap anak. Akibatnya, anak merasa tidak berdaya, tidak bisa apa-apa, dan merasa inferior. Akhirnya, anak cuma berpegang pada pola tingkah laku sederhana, yang dapat dan aman dilakukan. Pada adik anda, perilaku yang dirasanya aman dan mampu ia kerjakan antara lain: terus-menerus mengelap dan merapikan meja belajarnya serta membereskan tempat tidurnya.

Memang, gangguan obsesif kompulsif cukup sulit disembuhkan. Adik Anda membutuhkan bantuan psikiater atau psikolog klinis yang mampu memberikan terapi yang tepat untuk menghilangkan gangguan tersebut. Anda bisa datang ke psikiater atau ke bagian klinis fakultas psikologi, namun penyembuhan adik Anda membutuhkan proses yang cukup lama, sehingga Anda dan keluarga harus sabar, penuh tekad dan telaten mendampingi adik Anda selama menjalani proses terapi.


Maya Harry, Psi
Sumber : Wanita Indonesia

Siapakah Aku ?

Permasalahan:

Pak ustad, keadaan saya ini membingungkan. Jika melakukan sesuatu senantiasa salah. nafsu yang selalu bicara. Yang saya tahu bahwa efek-efek sehabis kejadian aja, lho kok begini? Saya bingung. Saya seperti bukan diri saya sendiri. Saya ini punya penyakit pingin selalu menjadi yang paling baik, paling sempurna, dan sombong. Saya sulit mengendalikan diri saya pak ustad. gimana pak ustad? Terima kasih…

***************



Jawaban :

Ananda Nunu, sepertinya Anda mempunyai ketidakstabilan dalam perilaku Anda. Bisa jadi Anda mempunyai sifat perfeksionis. Perfeksionis adalah suatu problem kejiwaan di mana seseorang mempunyai paham kesempurnaan (perfect).

Kelebihan dari para perfeksionis adalah mereka biasanya selalu bekerja dengan penuh totalitas dengan harapan mereka akan mendapat hasil yang diinginkan. Namun mereka akan mudah sekali kecewa jika ada ketidakberesan atau kekurangan yang boleh jadi dimata orang lain itu wajar-wajar saja.

Oleh karena itu biasanya orang yang mempunyai sifat tersebut cenderung individualistik. Ia sulit mempercayai seseorang untuk mendelegasikan tugasnya, karena menganggap orang lain tidak lebih baik tugasnya daripada dirinya. Emosi dan egoisme biasa mengiringi setiap pekerjaannya.

Alhamdulillah, Anda menyadari kekurangan Anda. Mengetahui kekurangan adalah titik awal untuk merubahnya menjadi kelebihan.

Tata kembali perilaku Anda. Kurangi ketegangan Anda dalam menghadapi sebuah masalah. Selingi lelucon-lelucon ketika Anda bergaul dengan orang lain. Tidak ada salahnya Anda membaca buku atau menyaksikan film-film bertema humor.

Terbukalah terhadap kritik, nasehat dan umpan balik yang tulus, bersedia menerima perspektif baru, mau terus belajar dan mengembangkan diri. Jangan pernah menganggap kritik dan nasehat adalah untuk merendahkan Anda tetapi sebaliknya, kritik dan nasehat merupakan cermin sekaligus "vitamin" bagi kita untuk lebih baik dalam beraktivitas.

Delegasikan tugas bila merasa tidak mampu. Jangan memaksakan diri untuk melakukan sesuatu bila memang Anda tidak sanggup untuk menyelesaikannya. Percayalah dengan kemampuan teman Anda untuk membantu tugas yang ada.

Bergabunglah dalam sebuah organisasi, perkumpulan, majelis taklim dan sebagainya untuk belajar bagaimana mengelola sesuatu secara kelompok (tim) dengan pembagian tugasnya.
Bila Ada kesempatan, ikutilah pelatihan atau training tentang kepribadian sehingga Anda dapat mengetahui dan meningkatkan kemampuan kepribadian Anda dengan tips-tips yang lebih praktis.

Lakukan refreshing secara berkala, misalnya keluar kota, hiking atau mengikuti outbond dapat menjadi salah satu sarana untuk mengurangi ketegangan diri yang ada.
Lakukanlah perubahan secara kontinyu. Berproseslah untuk terus-menerus merubah kekurangan-kekurangan yang Ada pada diri Anda dan menggantinya dengan kepribadian yang lebih baik Jangan lupa buatlah target kapan kiranya Anda berhasil mewujudkan impian Anda ini.
Semoga bermanfaat


Satria Hadi Lubis
Sumber : EraMuslim

Antara Jadi Cupid dan Devil

Permasalahan :

Sebelum mulai curhat, aku mau ngenalin diri dulu nih. Namaku Gladys. Aku salah seorang siswi SMA negeri di kawasan Surabaya Selatan. Sekarang aku lagi dilema.
Ceritanya gini. Aku punya teman, namanya Lika. Kami berkawan sejak SMP. Beberapa bulan lalu, kami berkenalan dengan seorang alumnus dari SMA-ku. Sebut saja Garda. Kami kenalan di sebuah pensi. Sejak itu, kami sering berkumpul bareng.

Hingga suatu ketika, aku mengetahui ada yang lain dengan sikap Garda pada Lika. Ternyata benar. Garda mengaku bahwa dia naksir Lika. Bersama pengakuannya itu, Garda memintaku untuk nggak membeberkan perasaannya kepada Lika. Garda itu pendiam dan pemalu. Pantas kalau dia bermasalah dengan pedekate.

Akhirnya, aku menawarkan diri untuk menjadi mak comblang. Awalnya, Garda menolak. Tapi, lama kelamaan dia setuju. Namun, tak disangka-sangka, ternyata Lika sedang dekat dengan cowok lain. Percaya atau nggak, cowok yang sedang dekat dengan Lika adalah sahabat dekat Garda yang juga alumnus sekolahku.

Ditambah lagi, saat diam-diam buka inbox di ponsel Lika, aku lihat SMS-SMS dari cowok lain yang ternyata sedang pedekate ke Lika. Parahnya, sepertinya Lika menanggapi SMS-SMS itu. Seketika itu, niatku menjodohkan Garda dan Lika ciut.

Aku tahu Garda cowok yang superbaik. Garda selalu siap menolong orang lain. Ditambah lagi, perhatian Garda benar-benar tulus. Dan, ya, tiba-tiba aja aku mulai suka pada Garda.
Yang bikin sedih, hampir tiap malam Garda telepon dan SMS sambil tanya kabar Lika. Sedih rasanya dengar nama Lika terucap dari bibir Garda. Aku sadar nggak seharusnya marah atau jengkel. Akulah yang menawarkan diri jadi mak comblang. Beberapa kali aku pernah punya niat menjelek-jelekkan Lika. Pokoknya, aku pengin membuat Garda nggak naksir lagi sama Lika. Apa harus gitu?

***************


Jawaban :
Apes benar nasibmu. Saat Aime baca email-mu, Aime jadi ingat kisah teman Aime yang bernama C-al (baca: sial). Waku itu, C-al lagi jalan-jalan ke Paris. Di sana, C-al bertemu cowok cakep, namanya Kerent. Setelah mereka berdua dekat, C-al baru tahu bahwa Kerent udah married. Kasihan, sampai stres C-al…

Yah… itulah cinta. Cinta punya kekuatan lebih dari seribu volt listrik untuk membuat seseorang jadi superbahagia, supersedih, superbaik, bahkan superjahat. Kamu buktinya, masak gara-gara gitu aja kamu mau jadi devil? Jangan dong!

Syukuri Cintamu
Saat dianugerahi cinta, seharusnya manusia itu bersyukur. Bagaimanapun bentuknya, manusia harus tetap bersyukur dan bahagia karena cinta mau mampir ke dalam hati.
Cinta itu putih bersih nggak ada nodanya. Maka, waktu perasaanmu untuk Garda datang, kamu jangan merusaknya dengan berbagai niat jahat. Aime yakin, meski rasa sakit terus mengiris-iris hati, kenyataan yang akan kamu terima nanti akan jauh lebih indah.

Luruskan Jalan Lika
Ingatlah persahabatanmu dengan Lika. Persahabatan itu salah satu cinta sejati lho! Bicaralah baik-baik kepada dia. Coba bilang padanya untuk lebih menghargai cowok dan tidak memberi terlalu harapan kepada banyak cowok.
Kalau ternyata Lika memang bisa berubah, berarti job-mu untuk jadi mak comblang harus terus berjalan. Secara halus, dekatkan mereka berdua. Kamu yakinkan bahwa Garda dan Lika sama-sama baik! Memang, itu sama saja dengan mem-blender hatimu. Tapi, itu adalah kenyataan yang harus dihadapi.
Namun, jika Lika nggak bisa berubah, langkah lain harus kamu lakukan. Datanglah ke Garda dan ceritakan semuanya. Ingat, jangan diberi garam, merica, atau jahe alias jangan dibumbui! Berceritalah apa adanya. Setelah itu, terus tunjukkan cintamu kepada Garda. Aime yakin, Garda akan menemukan wanita pujaannya sedang bersemayam di tubuhmu.

Pilih Satu Pintu
Ini kondisi jika ternyata Lika dan Garda akhirnya bersama. Ada dua pintu di hadapanmu. Pintu pertama, kamu terus bertahan dengan cintamu pada Garda. Pintu kedua, kamu harus melupakan Garda.

Girls, dunia ini begitu luas. Bukan cuma Garda satu-satunya arjuna yang bisa menghiasi hatimu. Dari ceritamu, Aime bisa kasih usul begini. Coba deh datang ke pensi lagi. Siapa tahu ketemu alumni yang lebih keren lagi. He he he.
Tapi, kalau kamu benar-benar yakin bahwa Garda is the only one, sabarlah! Jangan sampai mengganggu mereka. Aime bukanlah manusia setengah dewa atau setengah jin. Tapi, yakinlah, selalu ada jalan bagi mereka yang berusaha. Don’t give up!



Aime
Sumber : Jawa Pos dotcom

Tak Kunjung Terima Panah Cinta

Permasalahan :

Apa kabar? Mestinya baik-baik aja ya! Beda banget denganku. Secara fisik, aku emang fine-fine aja. Tapi, dalam hatiku, ada perasaan bimbang yang menyelimuti. Bimbang itu disebabkan aku sedang menunggu sesuatu yang sepertinya sia-sia. Gini deh, sebelum cerita panjang lebar, perkenalkan, aku Della. Aku siswi SMP negeri di Surabaya.

Di sekolah, aku sedang dekat dengan seorang cowok, sebut saja Ryan. Aku dan Ryan kenal sejak kenaikan kelas 2. Dia adalah sosok cowok yang sangat spesial buatku. Semua yang ada di diri Ryan merupakan tipeku. Awalnya, kami hanya teman kelompok belajar. Tapi, lama-kelamaan, ada rasa lain yang singgah di hatiku untuk Ryan.

Setelah lama mengamati, aku lihat Ryan juga ada rasa padaku. Aku mulai menyadarinya saat Ryan sering SMS dan telepon. Yang bikin senang, Ryan SMS aku bukan untuk hal-hal penting saja. Melainkan, untuk perhatian-perhatian kecil yang sebenarnya nggak penting. Kayak "udah makan belum?", "jangan lupa belajar ya!", dan masih banyak lagi SMS darinya yang bikin aku makin ada feeling.

Beberapa hari setelah itu, aku dan Ryan jadi sering jalan. Awalnya sih, masih ramai-ramai sama teman. Tapi, setelah date ketiga, Ryan mulai berani ngajak aku jalan berdua. Jujur, aku senang banget. Ryan mengajakku nonton.

Setelah nonton, date-ku pun berlanjut ke makan malam berdua atau jalan-jalan untuk cari buku dan shopping. Pokoknya, aku dan Ryan sudah kayak orang pacaran.
Nah, yang bikin aku bingung, sebenarnya apa status hubunganku dengan Ryan? Aku memang dekat dengan Ryan, tapi dia belum pernah sekali pun bilang cinta atau sayang sama aku.

Rasanya, aku cuma digantung sama Ryan.
Sering Ryan mau mengungkapkan sesuatu untukku. Namun, saat kata-kata itu mulai meluncur, tiba-tiba Ryan bilang, "Nggak jadi deh." Duh, sebel banget kan?
Aku coba curhat ke sahabat baik Ryan yang juga dekat denganku. Namanya Arie. Menurut Arie, aku hanya butuh sabar. Sabar untuk menunggu Ryan berani mengutarakan semuanya padaku. Tapi, sampai kapan? Aku punya prinsip untuk nggak menyatakan cinta duluan. Aku juga nggak mau merusak prinsip itu.

***********


Jawaban :
Seharusnya kamu bersyukur deh. Gimana nggak, habis cuma perasaan kamu aja kan yang digantung! Coba kalau kepalamu ikut digantung di langit-langit, wah nggak kebayang kan? He he he. Just kidding!

Del, Aime tahu banget betapa pentingnya sebuah komitmen bagi seorang cewek. Karena itu, Aime juga sebenarnya sangat tidak mendukung adanya peluncuran model pacaran HTS alias hubungan tanpa status. Kenapa? Hubungan semacam itu bakal menjadi akses mudah untuk suatu hal jahat bernama selingkuh. Setuju?

Tapi (ada tapinya nih), kamu harus tahu dulu sebab musabab dan asal muasal kenapa Ryan nggak kunjung nembak kamu. Bisa saja, Ryan memang pemalu atau punya kelainan yang bernama tutup mulut. Atau, Ryan memang hanya menganggap kamu teman biasa, nggak lebih.

Step to The Next Level
Kamu udah tanya ke sahabat Ryan, si Arie. Menurut Arie, kamu harus sabar menunggu sampai Ryan punya nyali. Oke! Sekarang, segera lakukan polling acak di sekolahmu. Nggak perlu pakai kertas. Cukup mouth to mouth alias dari mulut ke mulut.
Tanya teman-teman sekelasmu, menurut mereka, kira-kira Ryan suka nggak ke kamu. Trus, tanya sekalian, Ryan udah punya pacar belum. Setelah itu, lakukan polling yang sama ke elemen lain di sekolahmu. Penjaga sekolah, teman di kelas lain, guru yang paling kamu percaya, atau bahkan ke kepala sekolah. He he he. Yang terakhir nggak wajib kok.

Jangan Berprinsip Kuno
Boleh aja kita punya prinsip hidup. Tapi, kita juga harus realistis. Jangan sampai prinsip hidup kita itu nantinya justru melukai perasaan kita. Maksudnya, selama prinsip itu kurang mendukung hidup kita, kita bisa kok mengubahnya!
Seperti prinsipmu yang nggak bakal ngungkapin perasaan ke cowok. Ubah itu. Eits, jangan bilang nggak mau dulu. Nggak perlu mengungkapkan secara langsung kok! Misalnya, tingkatkan intensitas perhatianmu ke Ryan. Trus, pura-pura salah SMS ke dia. Isinya: kamu curhat ke sahabatmu kalau lagi suka Ryan. Atau, cerita ke Ryan bahwa kamu lagi deket dan suka sama seorang cowok. Mestinya, itu bisa meningkatkan pede Ryan.

Kasih Limit Waktu
Kalau memang rasa penasaran dan kekesalan sudah mencapai ubun-ubun, segera tetapkan limit waktu pada Ryan. Misalnya, satu bulan. Kalau dalam waktu itu dia tidak kunjung bilang cinta, lakukan "penyerangan". Udah mengubah prinsip kan?
Tanya baik-baik ke Ryan, apa yang dia rasakan padamu selama ini? Lalu, bilang bahwa kamu suka dia. Jelaskan juga bahwa kamu nggak suka digantung.
Akan tetapi, kalau ternyata kamu bersikukuh nggak mengubah prinsip, nggak masalah! Setelah lewat satu bulan, itu berarti tiba waktunya kamu melupakan Ryan. Kamu kan udah menetapkan batas waktu! Jangan diingkari. Berarti, Ryan memang bukan untukmu. Aime doain sukses ya…


Aime
Sumber : Jawa Pos dotcom

Bagaimana Menyampaikan Perasaan Hati

Permasalahan :

Ass. Kebetulan aku membaca kumpulan hadist yang intinya kalau kita mencintai seseorang sampaikanlah. Jadi bagaimana mengutarakannya Kepada orang yang aku suka tersebut?

***************



Jawaban :

Saudara KP, Sepertinya kurang jelas hadits yang mana yang Anda maksud. Namun pada umumnya hadits yang bercerita tentang mencintai seseorang adakah bukan menyukai lawan jenis melainkan menyukai sifat dan perilaku serta akhlaqnya dalam kehidupannya sehari-hari. Dan biasanya diungkapkan perasaan itu di depan orang yang disukainya.

Adapun untuk mengutarakan sebuah isi hati kepada seseorang hendaklah kita memperhatikan waktunya, tempatnya dan kondisi fisik & psikologis penerima. Carilah waktu yang tepat, misalnya saat ia mempunyai waktu luang, saat dia sedang rileks dan sebagainya. Biasanya hari libur pada pagi hari atau sore. Tempat harus sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan. Tidak mungkin kalau kita ingin berbicara yang khusus dan serius harus bertemu di terminal bis yang bising dan semrawut, bukan?

Juga perhatikan kondisi fisik dan psikologinya, karena hal ini juga ikut menentukan penerimaan dari yang bersangkutan. Bila ia dalam kondisi lelah sehabis bekerja dan Anda mengatakan yang serius, dapat menjadi angin lalu baginya. Atau bila ia sedang dalam kondisi emosional dan Anda mengungkapkannya, bisa jadi akan disalahpahami maksud Anda.

Di samping hal di atas, perhatikan pula tutur kata yang baik. Susunlah kata yang mudah dimengerti serta tidak berbeli-belit. Jangan terlalu banyak hal-hal yang berhubungan dengan tujuan pokok yang akan disampaikan. Serta dukunglah perkataan tersebut dengan ekpresi yang sesuai.

Semoga bermanfaat


Satria Hadi Lubis
Sumber : EraMuslim

Sudah Berencana Poligami

Permasalahan :

Saya, ingin menikah dengan pacar saya, tetapi saya selalu punya pikiran untuk berpoligami. Salahkan bila saya katakan pada kekasih saya sebelum menikah, bahwa saya ingin berpoligami kelak? Karena teman-teman di kantor saya banyak yang menikah diam-diam tanpa sepengetahuan isteri tuanya. Sementara saya, saya ingin jika saya berpoligami, isteri pertama saya harus tahu. Bagaimana hukumnya berpoligami itu?
Trimakasih


***************



Jawaban :
Seseorang ketika berencana untuk berumah tangga, sudah sewajarnya untuk mempersiapkan dirinya. Bukan saja mempersiapkan dari segi keuangan semata tetapi segi fisik dan mentalpun harus juga menjadi perhatian bagi kedua belah pihak.

Di antaranya adalah bahwa sebelum melangsungkan pernikahan, hendaklah para calon mempelai mempunyai pemahaman yang utuh tentang membangun sebuah rumah tangga. Itulah mengapa biasanya KUA mengundang kedua calon mempelai untuk mendengarkan nasehat perkawinan sebelum acara pernikahan.

Tujuan berumah tangga antara lain adalah terbentuknya keluarga yang sakinah, mawaddah warrahmah serta anak-anak yang sholih dan sholehah sebagai pelanjut keturunan orang tuanya dan generasi bagi agama dan bangsanya.

Oleh karenanya saudara RHD, sebelum Anda hendak berpoligami, apakah Anda yakin bahwa hal itu akan mengekalkan tujuan rumah tangga yang akan Anda bangun? Akankah tercipta kebahagiaan, ketenangan, ketentraman dan kasih sayang yang kan menghiasi keluarga Anda?

Saran saya sebaiknya Anda lebih dahulu memfokuskan orientasi Anda kepada bagaimana membangun keluarga idaman, bahagia dengan anak-anak yang tidak hanya berbakti pada orang tua tetapi juga cerdas dan dapat menjadi 'orang' bagi bangsa dan agamanya.
Itulah wujud dari sebuah tanggung jawab laki-laki yang berperan ganda baik sebagi suami, Bapak dan kepala keluarga. Dan jika seseorang benar-benar memikul tanggung jawab ini, dengan satu orang isteri saja kiranya harus mempunyai 'semangat jihad' yang luar biasa.

Walaupun secara hukum tidak ada larangan seseorang untuk berpoligami tetapi banyak larangan bagi orang-orang yang menelantarkan anak dan keluarga, berlaku tidak adil (zhalim), sombong dan angkuh.

Kalaupun ada yang berpendapat untuk mengikuti cara nabi Muhammad, maka hendaklah ia terlebih dahulu membaca dan menelaah kehidupan beliau secara lengkap dan menyeluruh, saat kapan, bagaimana dan mengapa beliau berpoligami.
Wallahu'alam.



Satria Hadi Lubis
Sumber : EraMuslim

Anakku Hiperaktif

Permasalahan :

Singkat saja, anakku sepertinya hiperaktif deh… ini pendapat dari gurunya di sekolah (TK B) yang menganjurkan saya untuk memeriksakan anak saya ke psikiater atau psikolog. Sejak mulai bersekolah, anak saya Ryan tidak mau diam di kelas. Selalu saja ada benda-benda yang direbut, ditumpahkan, dibuang ke lantai. Dia berlari-lari keliling kelas mengganggu teman-temannya yang sedang belajar. Jika dibujuk atau dilarang oleh gurunya, ia akan menangis dan mengamuk. Teman-temannya takut dan enggan bermain dengannya, sehingga ia dijuluki anak nakal. Saya memang kewalahan mengasuhnya di rumah. Saya pikir, ia akan bisa lebih tenang dan belajar untuk bisa lebih berkonsentrasi di sekolah. Tapi nyatanya sampai saat ini belum ada kemajuan yang menggembirakan. Apakah anak saya benar-benar hiperaktif? Apa ciri-ciri anak hiperaktif dan bagaimana cara yang tepat untuk mendidiknya agar bisa mengurangi hiperaktivitasnya? Terima kasih atas jawaban.


***************



Jawaban :

Mbak Tina, hati-hati dengan istilah hiperaktif. Sekarang ini ada kecenderungan orang tua terlalu mudah mencap anaknya hiperaktif, padahal belum tentu benar. Bisa jadi, si anak hanya merupakan anak yang aktif dengan rasa ingin tahu dan minat eksplorasi yang besar, tetapi karena ia banyak bergerak dan ingin menjamah berbagai benda di sekelilingnya lantas dianggap anak hiperaktif. Istilah hiperaktivitas biasanya dikenakan terhadap anak dengan gerak fisik yang eksesif atau berlebihan, dengan pengertian di atas normal atau di atas rata-rata anak seusianya secara umum. Secara obyektif, orang tua dapat mengenali apakah anaknya tergolong hiperaktif atau tidak, yaitu dengan melihat jumlah/banyaknya dan derajat aktivitas anak. Jika aktivitas yang anak lakukan berlangsung terus-menerus namun seakan tidak sepenuhnya disadari oleh anak, serta berbeda dengan anak-anak lain yang sebaya (dalam kelompok umur dan jenis kelamin yang sama), maka orang tua bisa menduga kemungkinan adanya hiperaktivitas pada anaknya. Jika Anda merasa ragu-ragu, lakukan kunjungan ke sekolahnya dan amati ia ketika sedang berada di dalam kelas dan ketika ia sedang bermain bersama teman-temannya. Pendapat dari orang ketiga yang netral juga bisa menambah penilaian yang obyektif, jadi ada baiknya juga meminta pertolongan teman atau sahabat anda untuk meluangkan waktunya ikut bersama Anda mengobservasi anak di sekolah.

Konsep yang penting dari hiperaktivitas adalah, bahwa kondisi ini ditandai oleh adanya aktivitas yang tidak tepat (inappropriate) dan tidak terarah (undirected). Ini untuk membedakan anak hiperaktif dengan anak yang sangat aktif namun tingkah lakunya bertujuan dan produktif. Biasanya, orang tua dari anak yang hiperaktif sering menerima laporan atau keluhan dari guru bahwa si anak berlarian kemana-mana, tidak bisa diam, serta sering tidak menyelesaikan tugas-tugasnya di kelas. Namun, perlu anda ketahui pula bahwa anak normal yang berusia 2 sampai 3 tahun memang umumnya memiliki tingkat aktivitas fisik yang tinggi, karena usia tersebut adalah usia dimana rasa ingin tahu anak sangat besar, dibarengi dengan telah dicapainya kemampuan fisik dan gerak yang lebih baik sehingga anak bisa berjalan, berlari, menggapai berbagai benda yang menarik minatnya. Demikian juga anak yang sangat eksploratif serta anak-anak yang cerdas, biasanya juga dibarengi dengan gerak yang lebih aktif. Kematangan dan pertambahan usia seringkali dengan sendirinya mengurangi tingkat keaktifan anak, sehingga pada usia belasan tahun anak bisa lebih tenang. Namun, memang ada jenis-jenis hiperaktivitas dan gangguan konsentrasi yang menetap hingga usia dewasa.

Yang penting, ketahui dulu secara pasti apa penyebab hiperaktivitas anak. Orang tua bisa memeriksakan anak ke dokter anak atau psikolog, dimana anak akan menjalani serangkaian tes psikologis untuk mengetahui kondisinya. Evaluasi terhadap anak sebaiknya didapat melalui pendekatan yang multidisipliner agar lebih akurat, termasuk dengan menggali penyebab yang bersifat neurologis.

Apa yang dapat dilakukan oleh orang tua?
§ Berikan pujian terhadap perilaku yang tepat. Pada anak kecil, pujian langsung serta pemberian hadiah biasanya efektif. Jika anak bisa duduk tenang, memperhatikan, dan menyelesaikan tugasnya, katakan: “wah hebat, Ryan ternyata bisa mengerjakan tugas ini dengan hati-hati.” Atau, “aduh, manis sekali kamu bisa duduk tenang dan menyelesaikan tugasmu.”
  • Tentukan tujuan-tujuan harian yang spesifik dan berikan contohnya, misalnya: makan dengan tenang di meja makan. Jika anak berhasil melakukan itu, puji dia segera. Pemberian contoh dan pujian ini harus sering diulang.
  • Ciptakan struktur yang jelas di rumah. Anak harus tahu secara jelas apa yang diharapkan oleh orang tua. Tanpa perlu marah, anda bisa mengatakan: “Ryan, jangan meloncat-loncat nanti tugas menggambarnya tidak selesai.” Atau, “ayo Ryan, teruskan menggambarnya sampai selesai.”
  • Ajarkan anak untuk rileks. Katakan: “Ryan capek ya? Coba tenang dan tarik nafas dalam-dalam. Sambil istirahat begini, kamu boleh melihat ke luar jendela.”
  • Persiapkan anak sebelum melakukan sesuatu. Misalnya, sebelum masuk ke mal, katakan: “nanti di sana banyak orang dan berisik. Ryan tetap tenang ya, sama ibu.” Anda juga bisa mengatakan: “nanti di toko tidak boleh memegang barang-barang yang dipajang. Jadi, Ryan pegang mainan Ryan ini ya.”
  • Adakalanya anak harus duduk menunggu. Ia bisa melakukannya sambil melakukan aktivitas seperti mewarnai gambar, menyambung titik-titik menjadi sebuah gambar, atau membaca buku cerita baru yang menarik. Kuncinya adalah penggunaan strategi yang baik untuk mempersiapkan anak agar fokus kepada satu aktivitas selama waktu tertentu sehingga lama-kelamaan ia terbiasa.
  • Di rumah, distraksi dapat dikurangi dengan membantu anak mengatur kamarnya. Bersihkan meja belajarnya dari benda-benda lain yang mengganggu atau yang bisa menarik perhatiannya. Tempatkan mainannya di dalam kotak tertutup agar tidak terus-menerus terlihat oleh mata pada saat ia harus belajar.
  • Saudara kandung bisa berperan sebagai model yang dapat ditiru oleh anak. Tapi ingat, jangan membanding-bandingkan anak dengan kakak atau adiknya yang lebih baik. Biarkan anak mengamati sendiri dan meniru dalam suasana yang menyenangkan tanpa perlu dikatakan bahwa “si kakak/adik lebih baik dari kamu.”
  • Orang tua juga dapat memberi contoh melalui kata-kata, misalnya: “mama harus menyelesaikan ini dulu, baru setelah itu mama bisa istirahat…” atau, “wah.. kerjaan yang ini belum benar-benar selesai, jadi mama mau bereskan dulu.”
  • Untuk menyalurkan energi yang berlebihan, sediakan karung tinju dan matras di rumah yang dapat dipukul-pukul oleh anak sekaligus sambil berolahraga. Misalnya, selama 15 menit sambil menunggu makan malam, anak bisa berolahraga dengan berguling-guling di matras, atau berlatih tinju bersama ayah. Ini sekaligus berguna untuk melatih otot-otot, daya tahan dan kekuatannya.
  • Ajak anak melakukan tugas-tugas di rumah yang membutuhkan energi, misalnya menyapu, membersihkan kamar, mencuci mobil, menata buku-buku, dll.
  • Mendengarkan musik selama 15 menit merupakan salah satu metode relaksasi yang dapat dianjurkan kepada anak ketika beristirahat di sela-sela pekerjaannya.
  • Diskusikan secara rutin dengan guru di sekolah tentang kemajuan anak, agar orang tua dapat segera mengetahui jika kondisi hiperaktif anak telah berkurang.
  • Jika semua metode yang dilakukan orang tua masih kurang efektif, cari bantuan profesional yang dapat memberikan terapi relaksasi otot, latihan mengatasi stres, dan terapi melalui obat atau makanan yang dikontrol dengan tepat.


Maya Harry, Psi
Sumber : Wanita Indonesia
Blog Widget by LinkWithin