twitter
    Find out what I'm doing, Follow Me :)

Setiap saat disadari atau tidak, disengaja atau tidak, berbagai permasalahan datang dan tersimpan dalam hati. Terkadang membuat dada sesak dan kepala penat. Mungkin permasalahan yang Anda hadapi mirip atau pernah dialami rekan yang lain. Melalui blog konsultasi psikologi ini diharapkan Anda menemukan jawaban yang menjadi solusi atau pertimbangan dalam menyelesaikan permasalahan yang Anda hadapi.

Konsultasi Psikologi Update:

Tulis Topik Permasalahan Anda

Mengembangkan Bakat Anak

Dalam setiap diri individu terdapat bakat yang menunjang keterampilannya. Bakat adalah potensi dalam diri seseorang yang dengan rangsangan tertentu memungkinkannya mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan ketrampilan khusus. Ada beberapa cara yang secara umum dapat dipergunakan untuk mengembangkan bakat anak antara lain:
  • Memperkaya anak dengan bermacam-macam pengalaman dan perdalam pengalamannya
  • Mendorong anak mengembangkan semua minatnya
  • Memberi anak kesempatan melakukan kegiatan yang memungkinkan berkembangnya bakat dan minat anak
  • Memberi penghargaan dan pujian untuk usaha anak, sekecil apapun usaha tersebut
  • Menyediakan sarana yang cukup bagi aktualisasi bakat anak

Sense of Humor Meringankan Beban Hidup


Hari ini seorang teman mengirim joke yang membuatku merasa geli dan lucu. Sebuah potongan koran harian dengan nama yang tidak begitu jelas "Psikologi P" mampir ke email. Judul berita dan isi mirip sekali dengan artikel yang dimuat di blog konsultasi psikologi ini, "Mengajarkan Anak Menjawab Pertanyaan Apa, Siapa, Kapan, Dimana dan Mengapa".

Humor sederhana memang perlu untuk sejenak meringankan beban hidup, pikiran jadi segar kembali. Humor tak disadari dapat memberikan energi yang luar biasa pada diri Kita.

Pentingnya Humor
Sense of humor merupakan salah satu unsur yang penting dalam banyak hal Dari sejumlah literature dijelaskan bahwa sense of humor ini sangat membantu dalam menciptakan suasana harmonis dan hangat dalam keluarga. Banyak keluarga saat ini dihadapkan kepada situasi sulit yang mungkin belum pernah dirasakan sebelumnya, tetapi jika suasana humor selalu ada dalam keluarga tersebut, hal itu dapat diredam dan tidak tenggelam dalam masalah.

Dalam konteks pembelajaran di kelas, kelas menjadi "hidup", keadaan siswa yang semula letih, lesu, tidak bersemangat, mengantuk dapat menjadi bergairah kembali sehingga siswa dapat belajar dengan lebih baik serta dapat meringankan beban berat siswa yang bermasalah.

Lewat humor, orang akan bergembira, senang, tertawa, merasa puas, merasa bebas dari perasaan yang mencekam. Dengan humor, orang akan memperoleh suasana yang lebih segar dan membebaskan.

Emosi Tiap Individu Berbeda, Kenapa Ya ?

Mungkin Kita pernah menjumpai seseorang yang mempunyai emosi meledak-ledak menghadapi sesuatu, namun ada juga yang dapat menghadapinya dengan emosi tenang, terkendali dan nampak kesabaran atau ketabahannya. Kok emosi tiap individu bisa beda begitu, kenapa ya ? Nah itulah....

Emosi terjadi secara alami pada individu sejak dilahirkan kemudian berkembang hingga ia mencapai kedewasaannya. Perkembangan emosi disebabkan adanya suatu situasi perkembangan usia dan kematangan individu.

Berkembangnya emosi merupakan suatu proses pembelajaran dan kematangan individu. Walaupun emosi itu memang ada pada individu, tetapi kemunculannya disebabkan adanya stimulasi, yaitu bagaimana emosi itu dirangsang yang kemudian muncul. Seperti anak lapar karena belum mampu berkomunikasi untuk minta makan, maka pernyataan untuk minta makan dengan menangis. Lapar ini merupakan rangsangan anak yang menyebabkan timbulnya emosi menangis.

Oleh karena itu emosi akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan individu itu sendiri. Perkembangannya akan terjadi pada setiap masa atau tahapan perkembangan individu disesuaikan dengan masing-masing tahapan tersebut. Sering diperlihatkan bahwa anak bayi akan memunculkan emosinya dengan tertawa dan menangis. Sesuai dengan perkembangannya anak sudah mulai takut dan marah, yang pada tahapan persepsi anak mulai menunjukkan emosi dengan diam, atau ngangbek.

Perkembangan emosi ini akan bermunculan sesuai dengan suasana hati atau perkembangan afektif individu. Saat anak terjadi proses egosentris yang terhambat memunculkan emosi agresifnya, saat anak muncul pada aspek lekatnya munculkan emosi takut ditinggalkan dan sebagainya.

Buku Sekolah Elektronik

Buku merupakan cakrawala dunia, seringkali kita mendengar semboyan tersebut. Bahkan tidak jarang disampaikan bahwa buku merupakan indikator ilmu yang dimiliki, semakin banyak buku yang kita baca maka semakin banyak pula ilmu yang kita miliki. Singkatnya, buku merupakan gudang ilmu, sarana paling penting yang menyokong penigkatan mutu pendidikan.

Di era globalisasi ini, buku dituntut memiliki isi yang berstandar nasional pendidikan. Namun, pada kenyataannya buku yang menjadi hal terpenting dalam pendidikan justru menjadi hal yang sulit dijangkau dari tingkat harganya. Untuk tingkat sekolah dasar saja, masing-masing anak diwajibkan membeli belasan buku dengan harga yang mencapai ratusan ribu. Dilatarbelakangi hal tersebut, Departemen Pendidikan Nasional membeli hak cipta buku teks pelajaran dari beberapa penerbit atau penulis lalu selanjutnya buku-buku tersebut diasjikan dalan bentuk buku elektronik(e-book) yang dinamakan BSE (Buku Sekolah Elektronik).

Buku-buku teks pelajaran yang telah dimiliki hak ciptanya oleh Depdiknas ini dapat digandakan, dicetak, difotokopi, dialihmediakan, dan/ atau diperdagangkan oleh perseorangan, kelompok orang, dan/atau badan hukum dalam rangka menjamin akses dan harga buku yang terjangkau oleh masyarakat. Masyarakat dapat pula mengunduh (down load) langsung dari internet. Untuk mengunduh (down load) langsung BSE Diknas, klik disini.

Selamat belajar meraih ilmu, pengetahuan, dan teknologi untuk kemandirian dan kemajuan bangsa.

Mengajarkan Anak Menjawab Pertanyaan Apa, Siapa, Kapan, Dimana dan Mengapa

Anak adalah mahkota kehidupan, termasuk anak-anak penyandang autis yang atas anugrah-Nya dipercayakan pada orang tua-orang tua pilihan. Permasalahannya belum banyak yang memahami bagaimana mengajarkan sesuatu kepada anak penyandang autis ini.

Nah berikut ini ada beberapa cara atau contoh cara mengajarkan anak untuk menjawab pertanyaan Apa, Siapa, Kapan, Dimana dan Mengapa:

Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : Sarapan

Terapis : Tidak

Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : Sarapan

Terapis : Tidak

Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : Ragu-ragu

Terapis : Lihat tiru…nasi

Terapis : Iya…bagu…s (Setelah anak meniru)


Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : nasi

Terapis : Iya…bagu…s


Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : Sarapan

Terapis : Tidak


Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : nasi

Terapis : Iya…bagu…s


Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : Sarapan

Terapis : Tidak

Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : Sarapan

Terapis : Tidak

Terapis : Apa yang kamu makan waktu sarapan ?

Anak : Ragu-ragu

Terapis : Lihat tiru…nasi

Terapis : Iya…bagu…s (Setelah anak meniru)


Penjelasan:

  1. Dalam metode ABA setiap materi diberikan sebanyak 15 instruksi dalam setiap sesi terapi.

  1. Tiap sesi maksimal terdiri dari 15 materi.

  1. Jika anak dapat merespon instruksi dengan benar maka terapis harus memberikan hadiah (seperti ucapan bagus), lihat dialog warna hitam.

  1. Jika anak tidak dapat merespon instruksi dengan benar maka terapis harus memberikan hukuman (seperti ucapan tidak), lihat dialog warna merah.

  1. Jika anak tidak dapat merespon instruksi dengan benar sebanyak dua kali berturut turut, maka terapis harus memberikan prompter atau bantuan dan disertai dengan hadiah, lihat dialog warna hijau.


Berikut ini adalah daftar beberapa pertanyaan berikut jawaban yang dapat anda gunakan sebagai materi terapi, untuk mengajarkan anak autis menjawab pertanyaan Apa, Siapa, Kapan, Dimana, Bagaimana.


Topik: SARAPAN

Terapis : Dimana kamu sarapan ?

Anak : Di ruang makan

Terapis : Kapan kamu sarapan ?

Anak : Pagi hari

Terapis : Siapa yang membuat sarapan ?

Anak : Mama

Terapis : Mengapa kamu sarapan ?

Anak : Karena lapar


Topik : Mandi

Terapis : Dimana kamu mandi ?

Anak : Di kamar mandi

Terapis : Kapan kamu mandi ?

Anak : Pagi dan sore

Terapis : Dengan siapa kamu mandi ?

Anak : Mama

Terapis : Mengapa kamu mandi ?

Anak : Supaya bersih

Terapis : Dengan apa kamu mandi ?

Anak : Sabun


Topik : Sekolah

Terapis : Dimana kamu sekolah ?

Anak : Di Quantum

Terapis : Kapan kamu sekolah ?

Anak : Pagi hari

Terapis : Sekolah diantar siapa ?

Anak : Mama

Terapis : Mengapa kamu sekolah ?

Anak : Supaya pintar


Anda dapat menambahkan pertanyaan-pertanyaan lain, yang menurut anda perlu dikuasai oleh anak.


Mengapa Sebagian Orang Tidak Mampu Menyelesaikan Permasalahannya

Kehidupan manusia yang unik, dinamis, penuh trik, ambisi dan misteri terkadang membuatnya tercerabut dari keharmonisan manusia sebagai makhluk sosial. Permasalahan-permasalahan mendera tak berujung solusi menghasilkan perilaku-perilaku tak biasa.

Ada banyak hal orang tidak mampu menyelesaikan permasalahannya.
Salah satunya adalah mengungkapkan secara langsung, jujur, dan spontan. Namun sikap ini sangat membutuhkan kekuatan mental yang prima.
Kenapa hal ini harus dilakukan ?

Dari pengalaman, ternyata dengan berkata langsung, jujur, dan spontan, waktu dan energi mental yang kita manfaatkan menjadi terasa lebih efisien. Dengan sikap asertif dalam mengungkapkan perasaan secara langsung, jujur, dan spontan, kita akan terhindar dari empat masalah, yaitu:

1) kemungkinan terjadi kesalahpahaman
2) kemungkinan menghindar secara emosional;
3) kemungkinan menyakiti perasaan orang lain yang sebenarnya tidak perlu kita lakukan; dan
4) kemungkinan membuang-buang waktu dan energi mental dengan percuma.


Menghindari kesalahpahaman

  • Dalam interaksi sehari-hari, sering terjadi kesalahpahaman di antara orang- orang yang berinteraksi. Banyak kesalahpahaman yang tidak dapat teratasi karena orang yang terlibat komunikasi tidak asertif saat menjalin hubungan dengan orang lain.

Cara komunikasi yang tidak asertif ditandai oleh sikap orang tersebut yang tidak segera mengutarakan hasil pengamatannya secara jujur serta spontan.

"Saya sebal deh sama si Ita karena ketika saya belum selesai bicara dalam rapat tentang rencana kegiatan organisasi, dia sudah menyela dan terus bicara tentang pendapatnya sendiri. Padahal sebenarnya dia tahu saat itu giliran saya untuk memberikan pendapat. Pokoknya kalau ada Ita dalam kepanitiaan, saya tidak akan mau jadi anggota panitia," demikian kata Ani.

Ungkapan emosi negatif tersebut dikatakan di belakang Ita sehingga Ita tidak menyadari kesalahannya. Namun, bagi Ani, cara Ita sudah menjadi penyebab kuat untuk memutuskan dirinya tidak mau terlibat lagi dalam kepanitiaan yang akan dibentuk.

Efek sikap penolakan kerja sama dengan Ita tidak terlampau fatal karena mereka sekadar anggota suatu organisasi nonformal. Namun, bisa dibayangkan bila kesalahpahaman berlanjut seperti di atas terjadi pada pasangan suami istri. Tentu hal itu dapat menyebabkan hubungan intim buyar dan kemudian diwarnai kegetiran yang bisa membuat kedua pasangan tanpa sadar semakin asing satu sama lain. Masing-masing lalu menyibukkan diri untuk menghindari kontak interaktif walaupun tetap tinggal dalam satu atap.

Menghindari menarik diri

  • Keinginan Ani menarik diri secara emosional dari Ita merupakan salah satu konsekuensi dari ketidakasertifan Ani terhadap dirinya sendiri.

Sikap ini akan tergambar melalui perubahan air muka Ani bila bertemu dengan Ita. Ani akan memalingkan wajahnya atau meninggalkan tempat di mana Ita juga berada.

Sebenarnya membuat jarak emosional dengan cara bersikap seperti itu merupakan manifestasi dari salah satu bentuk perasaan yang dipenuhi kebencian. Kecenderungan bersikap negatif tersebut lama-kelamaan mengeras dalam diri dan menjadi kecenderungan untuk cepat mengambil keputusan mengucilkan diri yang bersifat kronis dalam setiap pergaulan sosial lainnya.

Kondisi psikis semacam ini perlahan tetapi pasti akan memberi imbas pada perasaan dianaktirikan dan kecenderungan membelenggu diri dalam permasalahan psikologis berlanjut tanpa penyelesaian jelas dan pasti. Depresi menjadi suatu konsekuensi otomatis yang bisa berkembang dalam diri Ani.

Orang macam ini biasanya cepat mengambil keputusan tidak bertegur sapa dan memutuskan kontak dengan orang tertentu dalam jangka waktu lama. Ita bisa bersikap tidak peduli, tetapi Ani akan secara berlanjut dilanda perasaan negatif yang justru menggerogoti kenyamanan perasaan dalam dirinya sendiri. Kita bisa bayangkan betapa buruk efeknya bila relasi negatif semacam ini terjadi antara ibu-anak perempuan, di antara para saudara ipar, atau bahkan pada pasangan suami istri.

Menghindari menyakiti orang lain

  • Sebenarnya salah satu hal yang menjadi alasan seseorang tidak bicara asertif adalah takut menyakiti hati orang lain. Namun, tidak dapat dimungkiri bahwa dengan tidak mengatakan yang sebenarnya kita justru menyakiti hati seseorang.

Mengekspresikan sesuatu secara langsung, jujur, dan spontan sebenarnya merupakan cara terbaik untuk menghindari kemungkinan menyakiti hati orang lain. Mengapa? Karena pada saat awal perasaan negatif kita akan berkembang, tingkat negatifnya masih rendah. Pada tingkat inilah saat paling tepat untuk sampai pada satu persetujuan yang memuaskan kedua belah pihak. Bila kemudian dirasakan bahwa perasaan negatif yang masih dini tersebutlah yang menjadi penyebab kesalahpahaman, keadaan akan mudah diperbaiki.

Biasanya banyak orang mengatakan, mereka ingin segera dapat mengetahui perasaan yang muncul dalam hati teman bicaranya meskipun perasaan tersebut negatif adanya.

Didi baru saja menerima penilaian negatif dari penyelianya di kantor. Didi berpendapat, "Sebenarnya akan lebih baik bila supervisor saya mengatakan langsung saat saya melakukan hal yang kurang menyenangkan dia. Jadi, saya akan cepat memahami kesalahan saya dan pasti saya tidak akan mengulanginya di kemudian hari. Tetapi, saat ini sepertinya semua sudah berakhir dan tidak ada kesempatan lagi bagi saya untuk memperbaikinya." Dari contoh ungkapan Didi ini, ternyata teguran langsung justru akan membuat keadaan menjadi lebih baik.

Menghindari energi tidak produktif

  • Pernahkah kita merasa kurang senang dengan sikap seseorang dan kita tidak berani mengatakannya dengan spontan, tetapi tanpa dapat mengelak kita harus tetap bekerja sama dengan orang itu?

Situasi seperti ini akhirnya membuat kita terpaku pada perasaan tidak nyaman, menjadi sulit tidur, dan diliputi ketegangan emosi berlanjut. Pikiran dan perasaan terisi dengan, "Sebenarnya saya harus mengatakan ini/itu kepadanya, atau seharusnya saya tolak usulannya", dan sebagainya.

Ketegangan emosi pun membuat akhirnya energi mental kita seakan habis dan tidak tersisa untuk memusatkan konsentrasi kerja sehingga produktivitas kerja pun terganggu. Kita merasa ada sesuatu yang "belum selesai" yang mengganjal dalam hati. Kita jadi benar-benar tidak produktif.

Jadi, walaupun perubahan konkret belum tentu terjadi, tetapi bila kita mampu mengekspresikan perasaan apa pun secara asertif, langsung, jujur, dan spontan, hal itu akan membebaskan kita dari perasaan "belum selesai" yang tidak perlu.

Uraian di atas merupakan fakta nyata tentang besarnya nilai ungkapan perasaan langsung, jujur, dan spontan yang akan membuat kita terbebas dari beban mental sehingga membuat keintiman relasi, baik dengan rekan kerja, rekan gaul, maupun relasi dengan pasangan perkawinan kita, akan terbina dengan baik. Dunia menjadi lebih terang dan kita mampu mengatasi hambatan apa pun dalam relasi dengan hasil optimal pada masa mendatang.

Untuk itu bila Anda mempunyai permasalahan yang mengganggu pikiran atau aktivitas Anda, cobalah berikan, diskusikan atau konsultasi dengan Kami atau sesama pembaca disini. Bila Kami mampu pasti Kami bantu. Bukankah memberi itu lebih baik dari menerima.

Wilayah Terapan Psikologi

Wilayah terapan psikologi adalah wilayah-wilayah dimana kajian psikologi dapat diterapkan. walaupun demikian, belum terbiasanya orang-orang Indonesia dengan spesialisasi membuat wilayah terapan ini rancu, misalnya, seorang ahli psikologi pendidikan mungkin saja bekerja pada HRD sebuah perusahaan, atau sebaliknya.

Psikologi pendidikan
Psikologi pendidikan adalah perkembangan dari psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sehingga hampir sebagian besar teori-teori dalam psikologi perkembangan dan psikologi sosial digunakan di psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan mempelajari bagaimana manusia belajar dalam setting pendidikan, keefektifan sebuah pengajaran, cara mengajar, dan pengelolaan organisasi sekolah.

Psikologi sekolah
Psikologi sekolah berusaha menciptakan situasi yang mendukung bagi anak didik dalam mengembangkan kemampuan akademik, sosialisasi, dan emosi.

Psikologi industri dan organisasi
Psikologi industri memfokuskan pada menggembangan, mengevaluasi dan memprediksi kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individu, sedangkan psikologi organisasi mempelajari bagaimana suatu organisasi memengaruhi dan berinteraksi dengan anggota-anggotanya.

Psikologi kerekayasaan
Penerapan psikologi yang berkaitan dengan interaksi antara manusia dan mesin untuk meminimalisasikan kesalahan manusia ketika berhubungan dengan mesin (human error).

Psikologi klinis
Adalah bidang studi psikologi dan juga penerapan psikologi dalam memahami, mencegah dan memulihkan keadaan psikologis individu ke ambang normal.

Parapsikologi
Parapsikologi adalah cabang psikologi yang mencakup studi tentang extra sensory perception, psikokinesis, dan sebagainya. Bagi para pendukungnya, parapsikologi dilihat sebagai bagian dari psikologi positif dan psikologi transpersonal. Penelitian parapsikologi pada umumnya dilakukan di laboratorium sehingga parapsikolog menganggap penelitian tersebut ilmiah. Kritisisme terhadap parapsikologi dan dukungan terhadap parapsikologi dari American Association for the Advancement of Science terhadap affiliasinya yaitu Parapsychological Association

Kajian Psikologi

Psikologi adalah ilmu yang luas dan ambisius, dilengkapi oleh biologi dan ilmu saraf pada perbatasannya dengan ilmu alam dan dilengkapi oleh sosiologi dan anthropologi pada perbatasannya dengan ilmu sosial. Beberapa kajian ilmu psikologi diantaranya adalah:

Psikologi perkembangan
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari perkembangan manusia dan faktor-faktor yang membentuk prilaku seseorang sejak lahir sampai lanjut usia. Psikologi perkembangan berkaitan erat dengan psikologi sosial, karena sebagian besar perkembangan terjadi dalam konteks adanya interaksi sosial. Dan juga berkaitan erat dengan psikologi kepribadian, karena perkembangan individu dapat membentuk kepribadian khas dari individu tersebut.

Psikologi sosial
bidang ini mempunyai 3 ruang lingkup, yaitu :
1. studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya : studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat)
2. studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru dan lain-lain
3. studi tentang interaksi kelompok, misalnya : kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama dalam kelompok, persaingan, konflik

Psikologi kepribadian
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya, psikologi kepribadian berkaitan erat dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, karena kepribadian adalah hasil dari perkembangan individu sejak masih kecil dan bagaimana cara individu itu sendiri dalam berinteraksi sosial dengan lingkungannya.

Psikologi kognitif
Adalah bidang studi psikologi yang mempelajari kemampuan kognisi, seperti: Persepsi, proses belajar, kemampuan memori, atensi, kemampuan bahasa dan emosi.

Pendekatan Psikologi

Tingkah laku dapat dijelaskan dengan cara yang berbeda-beda, dalam psikologi sedikitnya ada 5 cara pendekatan, yaitu

Pendekatan neurobiologis
Tingkah laku manusia pada dasarnya dikendalikan oleh aktivitas otak dan sistem syaraf. Pendekatan neurobiologis berupaya mengaitkan perilaku yang terlihat dengan impuls listrik dan kimia yang terjadi didalam tubuh serta menentukan proses neurobiologi yang mendasari perilaku dan proses mental.

Pendekatan perilaku
Menurut pendekatan perilaku, pada dasarnya tingkah laku adalah respon atas stimulus yang datang. Secara sederhana dapat digambarkan dalam model S - R atau suatu kaitan Stimulus - Respon. Ini berarti tingkah laku itu seperti reflek tanpa kerja mental sama sekali. Pendekatan ini dipelopori oleh J.B. Watson kemudian dikembangkan oleh banyak ahli, seperti B.F.Skinner, dan melahirkan banyak sub-aliran.

Pendekatan kognitif
Pendekatan kognitif menekankan bahwa tingkah laku adalah proses mental, dimana individu (organisme) aktif dalam menangkap, menilai, membandingkan, dan menanggapi stimulus sebelum melakukan reaksi. Individu menerima stimulus lalu melakukan proses mental sebelum memberikan reaksi atas stimulus yang datang.

Pendekatan psikoanalisa
Pendekatan psikoanalisa dikembangkan oleh Sigmund Freud. Ia meyakini bahwa kehidupan individu sebagian besar dikuasai oleh alam bawah sadar. Sehingga tingkah laku banyak didasari oleh hal-hal yang tidak disadari, seperti keinginan, impuls, atau dorongan. Keinginan atau dorongan yang ditekan akan tetap hidup dalam alam bawah sadar dan sewaktu-waktu akan menuntut untuk dipuaskan.

Pendekatan fenomenologi
Pendekatan fenomenologi ini lebih memperhatikan pada pengalaman subyektif individu karena itu tingkah laku sangat dipengaruhi oleh pandangan individu terhadap diri dan dunianya, konsep tentang dirinya, harga dirinya dan segala hal yang menyangkut kesadaran atau aktualisasi dirinya. Ini berarti melihat tingkah laku seseorang selalu dikaitkan dengan fenomena tentang dirinya.

Asal Mula Psikologi

Psikologi (dari bahasa Yunani Kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari jiwa/mental itu secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni berupa tingkah laku dan proses atau kegiatannya, sehingga Psikologi dapat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental.

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan
Walaupun sejak dulu telah ada pemikiran tentang ilmu yang mempelajari manusia dalam kurun waktu bersamaan dengan adanya pemikiran tentang ilmu yang mempelajari alam, akan tetapi karena kekompleksan dan kedinamisan manusia untuk dipahami, maka psikologi baru tercipta sebagai ilmu sejak akhir 1800-an yaitu sewaktu Wilhem Wundt mendirikan laboratorium psikologi pertama didunia.

Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:

Menjelaskan
Yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif.

Memprediksikan
Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi.

Pengendalian
Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya prevensi atau pencegahan, intervesi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.
Blog Widget by LinkWithin