Mungkin Kita pernah menjumpai seseorang yang mempunyai emosi meledak-ledak menghadapi sesuatu, namun ada juga yang dapat menghadapinya dengan emosi tenang, terkendali dan nampak kesabaran atau ketabahannya. Kok emosi tiap individu bisa beda begitu, kenapa ya ? Nah itulah....
Emosi terjadi secara alami pada individu sejak dilahirkan kemudian berkembang hingga ia mencapai kedewasaannya. Perkembangan emosi disebabkan adanya suatu situasi perkembangan usia dan kematangan individu.
Berkembangnya emosi merupakan suatu proses pembelajaran dan kematangan individu. Walaupun emosi itu memang ada pada individu, tetapi kemunculannya disebabkan adanya stimulasi, yaitu bagaimana emosi itu dirangsang yang kemudian muncul. Seperti anak lapar karena belum mampu berkomunikasi untuk minta makan, maka pernyataan untuk minta makan dengan menangis. Lapar ini merupakan rangsangan anak yang menyebabkan timbulnya emosi menangis.
Oleh karena itu emosi akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan individu itu sendiri. Perkembangannya akan terjadi pada setiap masa atau tahapan perkembangan individu disesuaikan dengan masing-masing tahapan tersebut. Sering diperlihatkan bahwa anak bayi akan memunculkan emosinya dengan tertawa dan menangis. Sesuai dengan perkembangannya anak sudah mulai takut dan marah, yang pada tahapan persepsi anak mulai menunjukkan emosi dengan diam, atau ngangbek.
Perkembangan emosi ini akan bermunculan sesuai dengan suasana hati atau perkembangan afektif individu. Saat anak terjadi proses egosentris yang terhambat memunculkan emosi agresifnya, saat anak muncul pada aspek lekatnya munculkan emosi takut ditinggalkan dan sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar