Permasalahan :
Hai… Aime! Mohon maaf lahir dan batin, ya. Masih dekat Lebaran, kan? Kenalin, aku Ipung. Aime, aku sadar banget, apa yang kita harapkan terkadang nggak se-perfect yang kita dapatkan. Ya, itulah pepatah yang tepat buat kisah cintaku. Saat ini, aku lagi bingung dan hampir putus asa soal hubunganku dengan seorang cewek, sebut aja Rara.
Hubunganku dengan Rara nggak direstui sama ortunya. Sebab, menurut beliau, kami ini beda level. Derajat ekonomi keluargaku berada di bawah keluarga Rara.
Begini… sebenarnya, saat awal jadian, hubungan kami berjalan lancar. Aku tergolong sering main ke rumah Rara. Tanggapan ortunya pun fine-fine aja. Baru setelah ortunya tahu seluk-beluk keluargaku yang jauh lebih sederhana, mereka melarang Rara berhubungan atau bertemu denganku.
Tapi, dasarnya saling cinta dan nggak pengin berpisah, kami pun memutuskan back street. Udah sekitar tiga bulan ini kami pacaran sembunyi-sembunyi. Sampai akhirnya, sekitar satu minggu lalu, ortu Rara tahu kalau kami masih berhubungan. Lantas, aku pun disuruh ibu Rara datang ke rumahnya untuk diinterogasi.
Setelah mendengar kata-kata ortunya, yang intinya memaksa kami berpisah, aku sempat bertanya kepada Rara. "Kita mau tetep back street atau putus?" Tapi, Rara nggak mau putus. Aku juga nggak akan mutusin dia.
Yup, jadilah kami kembali menjalani pacaran back street. Tapi, pacaran back street terasa seperti dihantui rasa takut. Takut kemarahan ortu Rara jika tahu kami masih berhubungan, takut sesuatu yang nggak kami harapkan (putus), dan yang paling aku takutkan adalah ortunya nekat berbuat sesuatu pada Rara.
Misalnya nih, Rara dipindah ke sekolah di kota lain atau dikurung di rumah. Rara pasti bakal tersiksa. Uhh… serem kan mikirin hal itu?
Please… Aime, help me solve this problem. Aku bingung mesti gimana! Kalau kami tetap begini dan nanti ketahuan ortunya lagi, pasti dia yang jadi korban. Tapi, kalau mesti berpisah, rasanya aku nggak bisa. Soalnya, aku masih cinta banget sama Rara.
Sekarang ini, Rara minta supaya aku tidak menampakkan diri pada keluarganya. Alasannya, itu semua dilakukan buat kebaikanku. Tapi, nggak tahu kenapa, aku udah nggak betah terus-terusan berada dalam kondisi seperti itu. Satu lagi, seandainya suatu saat nanti aku ketemu lagi dengan ortunya, apa yang mesti aku omongin?
***************
Jawaban :
Wah… rasa-rasanya, anak muda sekarang udah tambah pinter ya mengenai urusan cinta-mencinta. Aime setuju banget sama pendapatmu. Apa yang kita harapkan belum tentu sesuai dengan kenyataan. Kayak pengalaman cintamu tuh. Memang sakit sih. Tapi, sebagai pejantan tangguh (cieh… tangguh nggak kamu?), hadapi aja dengan santai!
Masalah perbedaan kasta ekonomi memang mestinya nggak boleh dijadiin alasan buat menolak cinta. Undang-undang aja menyerukan persamaan derajat antarumat manusia. Iya, nggak? Hati kecilmu pasti melancarkan protes begitu dapat perlakuan seperti itu dari ortu Rara. Aime bisa ngerti.
Take It Easy
Kamu mesti ngerti, tiap ortu selalu pengin yang terbaik buat anaknya. Mungkin aja, ortu Rara punya impian bahwa anaknya kelak dapat jodoh seseorang yang udah mapan, yang bisa menjamin hidup Rara bakal berkecukupan.
Weitss… kayaknya terlalu jauh, ya! Nah, makanya, sekarang hadapi masalah itu dengan santai aja. Take it easy! Kalau emang dilarang berhubungan, ya terima aja. Toh, kamu sama Rara masih sekolah. Mikirin sekolah dulu aja. Lulus sekolah, kuliah, cari kerja yang bener. He he he.
Lebih Baik Putus
Masalah jadian itu kan cuman status. Meski sekarang kalian berdua putus, tapi masih sama-sama sayang, entar kalau udah lulus dan cukup mapan, bisa disambung lagi, kan?
Lho, kok Aime nyaranin kalian putus? Habis, gimana lagi. "Penyamaran" kalian udah pernah ketahuan. Bahkan, kamu udah pernah "disidang" sama keluarganya. Kalau kalian tetap maksain buat back street dan akhirnya sampai kepergok lagi, gimana? Bisa aja terjadi hal-hal seperti yang kamu takutkan itu. Masalah bakal makin runyam, Pung.
Buktikan pada Dunia
Selama berpisah, tetap berusaha "ambil" hati ortunya. Untuk urusan tersebut, kamu mesti berusaha keras. Kamu harus bisa nunjukkin bahwa derajat ekonomi bukan penghalang dalam cinta. Buktiin kalau kamu bisa menghasilkan sesuatu.
Sekadar contoh, nih. Kamu bisa kerja part-time misalnya. Banyak kan, kerjaan sampingan yang bisa dilakuin sama pelajar. Kamu juga bisa mengasah bakat dengan ngikutin lomba-lomba yang sesuai dengan bakatmu. Kalau menang, Rara bakal ikut bangga, siapa tahu ortunya juga!
Tunjukkin kalau kamu bisa mandiri. Moga-moga aja, itu bisa nyadarin ortu Rara bahwa level ekonomi nggak penting. Yang lebih penting adalah keseriusan dan tanggung jawab. Selamat berjuang, ya! Moga-moga restu ortu pacar segera kamu dapatkan.
Aime
Sumber : Jawa Pos dotcom
Hai… Aime! Mohon maaf lahir dan batin, ya. Masih dekat Lebaran, kan? Kenalin, aku Ipung. Aime, aku sadar banget, apa yang kita harapkan terkadang nggak se-perfect yang kita dapatkan. Ya, itulah pepatah yang tepat buat kisah cintaku. Saat ini, aku lagi bingung dan hampir putus asa soal hubunganku dengan seorang cewek, sebut aja Rara.
Hubunganku dengan Rara nggak direstui sama ortunya. Sebab, menurut beliau, kami ini beda level. Derajat ekonomi keluargaku berada di bawah keluarga Rara.
Begini… sebenarnya, saat awal jadian, hubungan kami berjalan lancar. Aku tergolong sering main ke rumah Rara. Tanggapan ortunya pun fine-fine aja. Baru setelah ortunya tahu seluk-beluk keluargaku yang jauh lebih sederhana, mereka melarang Rara berhubungan atau bertemu denganku.
Tapi, dasarnya saling cinta dan nggak pengin berpisah, kami pun memutuskan back street. Udah sekitar tiga bulan ini kami pacaran sembunyi-sembunyi. Sampai akhirnya, sekitar satu minggu lalu, ortu Rara tahu kalau kami masih berhubungan. Lantas, aku pun disuruh ibu Rara datang ke rumahnya untuk diinterogasi.
Setelah mendengar kata-kata ortunya, yang intinya memaksa kami berpisah, aku sempat bertanya kepada Rara. "Kita mau tetep back street atau putus?" Tapi, Rara nggak mau putus. Aku juga nggak akan mutusin dia.
Yup, jadilah kami kembali menjalani pacaran back street. Tapi, pacaran back street terasa seperti dihantui rasa takut. Takut kemarahan ortu Rara jika tahu kami masih berhubungan, takut sesuatu yang nggak kami harapkan (putus), dan yang paling aku takutkan adalah ortunya nekat berbuat sesuatu pada Rara.
Misalnya nih, Rara dipindah ke sekolah di kota lain atau dikurung di rumah. Rara pasti bakal tersiksa. Uhh… serem kan mikirin hal itu?
Please… Aime, help me solve this problem. Aku bingung mesti gimana! Kalau kami tetap begini dan nanti ketahuan ortunya lagi, pasti dia yang jadi korban. Tapi, kalau mesti berpisah, rasanya aku nggak bisa. Soalnya, aku masih cinta banget sama Rara.
Sekarang ini, Rara minta supaya aku tidak menampakkan diri pada keluarganya. Alasannya, itu semua dilakukan buat kebaikanku. Tapi, nggak tahu kenapa, aku udah nggak betah terus-terusan berada dalam kondisi seperti itu. Satu lagi, seandainya suatu saat nanti aku ketemu lagi dengan ortunya, apa yang mesti aku omongin?
***************
Jawaban :
Wah… rasa-rasanya, anak muda sekarang udah tambah pinter ya mengenai urusan cinta-mencinta. Aime setuju banget sama pendapatmu. Apa yang kita harapkan belum tentu sesuai dengan kenyataan. Kayak pengalaman cintamu tuh. Memang sakit sih. Tapi, sebagai pejantan tangguh (cieh… tangguh nggak kamu?), hadapi aja dengan santai!
Masalah perbedaan kasta ekonomi memang mestinya nggak boleh dijadiin alasan buat menolak cinta. Undang-undang aja menyerukan persamaan derajat antarumat manusia. Iya, nggak? Hati kecilmu pasti melancarkan protes begitu dapat perlakuan seperti itu dari ortu Rara. Aime bisa ngerti.
Take It Easy
Kamu mesti ngerti, tiap ortu selalu pengin yang terbaik buat anaknya. Mungkin aja, ortu Rara punya impian bahwa anaknya kelak dapat jodoh seseorang yang udah mapan, yang bisa menjamin hidup Rara bakal berkecukupan.
Weitss… kayaknya terlalu jauh, ya! Nah, makanya, sekarang hadapi masalah itu dengan santai aja. Take it easy! Kalau emang dilarang berhubungan, ya terima aja. Toh, kamu sama Rara masih sekolah. Mikirin sekolah dulu aja. Lulus sekolah, kuliah, cari kerja yang bener. He he he.
Lebih Baik Putus
Masalah jadian itu kan cuman status. Meski sekarang kalian berdua putus, tapi masih sama-sama sayang, entar kalau udah lulus dan cukup mapan, bisa disambung lagi, kan?
Lho, kok Aime nyaranin kalian putus? Habis, gimana lagi. "Penyamaran" kalian udah pernah ketahuan. Bahkan, kamu udah pernah "disidang" sama keluarganya. Kalau kalian tetap maksain buat back street dan akhirnya sampai kepergok lagi, gimana? Bisa aja terjadi hal-hal seperti yang kamu takutkan itu. Masalah bakal makin runyam, Pung.
Buktikan pada Dunia
Selama berpisah, tetap berusaha "ambil" hati ortunya. Untuk urusan tersebut, kamu mesti berusaha keras. Kamu harus bisa nunjukkin bahwa derajat ekonomi bukan penghalang dalam cinta. Buktiin kalau kamu bisa menghasilkan sesuatu.
Sekadar contoh, nih. Kamu bisa kerja part-time misalnya. Banyak kan, kerjaan sampingan yang bisa dilakuin sama pelajar. Kamu juga bisa mengasah bakat dengan ngikutin lomba-lomba yang sesuai dengan bakatmu. Kalau menang, Rara bakal ikut bangga, siapa tahu ortunya juga!
Tunjukkin kalau kamu bisa mandiri. Moga-moga aja, itu bisa nyadarin ortu Rara bahwa level ekonomi nggak penting. Yang lebih penting adalah keseriusan dan tanggung jawab. Selamat berjuang, ya! Moga-moga restu ortu pacar segera kamu dapatkan.
Aime
Sumber : Jawa Pos dotcom
Tidak ada komentar:
Posting Komentar