Permasalahan:
Jujur nih, sebelumnya aku nggak pernah nyangka bakal ikut ngirim curhatan juga. Apalagi, selama ini aku nggak pernah ngerasa punya problem cinta. O iya, kenalkan dulu. Namaku Rudy, pelajar salah satu universitas di Surabaya.
Sebenarnya, saat ini yang punya masalah cinta bukanlah aku, melainkan sahabatku. Tapi, akhirnya aku ikut terseret. Bahkan, posisiku jadi lebih susah. Gara-garanya, sahabatku salah sangka. Dia pikir aku tega merebut cewek yang ditaksirnya. Padahal, suer, aku nggak pernah punya niat kayak begitu. Itu semua cuma salah paham.
Sahabatku tersebut bernama Ivan. Sejak masuk kuliah, dia suka sama seorang cewek, namanya Fida. Tiap hari, dia selalu nyoba pedekate ke Fida. Mulai SMS, ngajak ngobrol berdua, nawarin pulang bareng, dan seribu cara lainnya.
Sampai suatu saat, Fida nggak kuliah berhari-hari. Ivan berusaha nyari tahu keadaan Fida. Tapi, nggak ada yang tahu. Akhirnya, dia mutusin datang ke rumah Fida. Setelah sampai, ortu Fida bilang bahwa anaknya keluar, nggak tahu ke mana. Karena dilanda kebingungan, Ivan terus melanjutkan pencarian.
Nah, di tempat lain, kebetulan aku nggak sengaja ketemu Fida. Tepatnya, di suatu supermarket. Aku diajaknya makan di kafe. Lalu, Fida cerita sama aku tentang alasannya nggak masuk kuliah akhir-akhir ini.
Ternyata, dia ngerasa risih karena setiap hari didekati Ivan. Trus, aku ngomong aja ke Fida kalau Ivan itu suka sama dia. Spontan, dia kaget dan tercengang. Sebab, dia nggak ada feeling sama Ivan. Akhir-akhirnya, Fida minta aku untuk ngomongin masalah tersebut ke Ivan.
Nggak tahu sumbernya dari mana, Ivan tahu kalau aku dan Fida makan bareng. Benar saja, dia marah besar padaku. Dia menganggap aku sebagai pengkhianat. Ditambah lagi, pas aku bilang kalau Fida nggak comfort dengan segala perhatian itu, Ivan malah menganggap aku menyukai Fida dan berusaha menjauhkan Fida darinya.
Aduh Aime, aku udah berkali-kali ngejelasin sama Ivan. Tapi, dia nggak mau ngerti. Di matanya, aku udah menikam dari belakang dan nggak bisa dimaafkan. Ivan adalah teman baikku sejak SMP. Aku nggak mau hubunganku dengannya retak hanya gara-gara masalah cewek. Tolong kasih aku solusi terbaik, ya. Thanks.
***************
Jawaban :
Aime juga nggak nyangka bakal sudi menjawab curhatanmu. He he he. Tapi, berhubung Aime rendah hati, ramah, dan tidak sombong, Aime nggak perlu mikir dua kali untuk mengulurkan bantuan buatmu.
Masalah yang kamu hadapi cukup klasik. Persahabatan, cinta, dan salah paham mencuat jadi tuduhan pengkhianatan. Tenang! Tenang! Saat ini, kondisi Ivan, sahabatmu itu, lagi berada dalam zona merah. Kamu jangan sampai ikutan merah, ya.
• Zona Merah
Orang yang lagi berada dalam zona ini mending jangan dideketin dulu. Biarin aja selama beberapa hari. Kalau kamu bersikeras ngasih penjelasan dalam waktu dekat ini, sangat mungkin bakal sia-sia. Apa pun yang kamu jelasin nggak bakal masuk ke telinganya. Yang ada, kamu bisa-bisa malah kena tonjok. Awas!
Saat ini, perasaan Ivan lagi terluka banget. Dia yang udah sekian lama pedekate dan nggak berhasil malah mendapati sahabatnya lagi berduaan sama cewek incarannya. Belum lagi, kamu bilang bahwa Fida sebenarnya nggak suka sama dia. Wajar aja kalau dia langsung negative thinking dan mengira bahwa kamu punya hubungan khusus sama Fida. It’s normal!
• Tenang dan Tunggu Momen
Setelah suasana panas agak mereda, baru kamu bisa mengklarifikasi. Kalau bisa, sekalian ajak Fida, sang sumber masalah. Tapi, jangan datang berdua aja. Takutnya, begitu ngelihat kalian, Ivan malah langsung kabur karena saking sebelnya. Kamu perlu bantuan dari pihak netral. Bisa saudara Ivan atau teman yang juga kenal kalian berdua.
• Diskusi dengan Regulasi
Kalau udah ngumpul, omongin masalah tersebut baik-baik. Tapi, bikin perjanjian di awal. Dalam diskusi itu, masing-masing dapat giliran ngasih penjelasan. Yang lain boleh ngajuin pertanyaan, tapi nggak boleh dengan nada emosi. Pihak netral tersebut berfungsi sebagai pengawas. Misal, ketika suasana jadi memanas, dialah sang peredam. Coba deh cara itu. Aime yakin, segala sesuatunya masih bisa diomongin baik-baik.
• Jadi Teman Bertiga
Setelah diskusi berhasil, kalian bisa saling memaafkan. Lalu, merajut lagi persahabatan yang sempat terkoyak (ceilee…). Masalah kayak gitu biasa kok dalam persahabatan. Eh, kamu bisa bujuk Fida untuk mau jadi teman Ivan juga. Nggak bisa jadi pacar bukan berarti nggak mau jadi teman, kan? Siapa tahu, kalian bertiga malah jadi sahabat kompak. Jadi, nggak perlu ada salah paham lagi.
Aime
Sumber : Jawa Pos dotcom
Jujur nih, sebelumnya aku nggak pernah nyangka bakal ikut ngirim curhatan juga. Apalagi, selama ini aku nggak pernah ngerasa punya problem cinta. O iya, kenalkan dulu. Namaku Rudy, pelajar salah satu universitas di Surabaya.
Sebenarnya, saat ini yang punya masalah cinta bukanlah aku, melainkan sahabatku. Tapi, akhirnya aku ikut terseret. Bahkan, posisiku jadi lebih susah. Gara-garanya, sahabatku salah sangka. Dia pikir aku tega merebut cewek yang ditaksirnya. Padahal, suer, aku nggak pernah punya niat kayak begitu. Itu semua cuma salah paham.
Sahabatku tersebut bernama Ivan. Sejak masuk kuliah, dia suka sama seorang cewek, namanya Fida. Tiap hari, dia selalu nyoba pedekate ke Fida. Mulai SMS, ngajak ngobrol berdua, nawarin pulang bareng, dan seribu cara lainnya.
Sampai suatu saat, Fida nggak kuliah berhari-hari. Ivan berusaha nyari tahu keadaan Fida. Tapi, nggak ada yang tahu. Akhirnya, dia mutusin datang ke rumah Fida. Setelah sampai, ortu Fida bilang bahwa anaknya keluar, nggak tahu ke mana. Karena dilanda kebingungan, Ivan terus melanjutkan pencarian.
Nah, di tempat lain, kebetulan aku nggak sengaja ketemu Fida. Tepatnya, di suatu supermarket. Aku diajaknya makan di kafe. Lalu, Fida cerita sama aku tentang alasannya nggak masuk kuliah akhir-akhir ini.
Ternyata, dia ngerasa risih karena setiap hari didekati Ivan. Trus, aku ngomong aja ke Fida kalau Ivan itu suka sama dia. Spontan, dia kaget dan tercengang. Sebab, dia nggak ada feeling sama Ivan. Akhir-akhirnya, Fida minta aku untuk ngomongin masalah tersebut ke Ivan.
Nggak tahu sumbernya dari mana, Ivan tahu kalau aku dan Fida makan bareng. Benar saja, dia marah besar padaku. Dia menganggap aku sebagai pengkhianat. Ditambah lagi, pas aku bilang kalau Fida nggak comfort dengan segala perhatian itu, Ivan malah menganggap aku menyukai Fida dan berusaha menjauhkan Fida darinya.
Aduh Aime, aku udah berkali-kali ngejelasin sama Ivan. Tapi, dia nggak mau ngerti. Di matanya, aku udah menikam dari belakang dan nggak bisa dimaafkan. Ivan adalah teman baikku sejak SMP. Aku nggak mau hubunganku dengannya retak hanya gara-gara masalah cewek. Tolong kasih aku solusi terbaik, ya. Thanks.
***************
Jawaban :
Aime juga nggak nyangka bakal sudi menjawab curhatanmu. He he he. Tapi, berhubung Aime rendah hati, ramah, dan tidak sombong, Aime nggak perlu mikir dua kali untuk mengulurkan bantuan buatmu.
Masalah yang kamu hadapi cukup klasik. Persahabatan, cinta, dan salah paham mencuat jadi tuduhan pengkhianatan. Tenang! Tenang! Saat ini, kondisi Ivan, sahabatmu itu, lagi berada dalam zona merah. Kamu jangan sampai ikutan merah, ya.
• Zona Merah
Orang yang lagi berada dalam zona ini mending jangan dideketin dulu. Biarin aja selama beberapa hari. Kalau kamu bersikeras ngasih penjelasan dalam waktu dekat ini, sangat mungkin bakal sia-sia. Apa pun yang kamu jelasin nggak bakal masuk ke telinganya. Yang ada, kamu bisa-bisa malah kena tonjok. Awas!
Saat ini, perasaan Ivan lagi terluka banget. Dia yang udah sekian lama pedekate dan nggak berhasil malah mendapati sahabatnya lagi berduaan sama cewek incarannya. Belum lagi, kamu bilang bahwa Fida sebenarnya nggak suka sama dia. Wajar aja kalau dia langsung negative thinking dan mengira bahwa kamu punya hubungan khusus sama Fida. It’s normal!
• Tenang dan Tunggu Momen
Setelah suasana panas agak mereda, baru kamu bisa mengklarifikasi. Kalau bisa, sekalian ajak Fida, sang sumber masalah. Tapi, jangan datang berdua aja. Takutnya, begitu ngelihat kalian, Ivan malah langsung kabur karena saking sebelnya. Kamu perlu bantuan dari pihak netral. Bisa saudara Ivan atau teman yang juga kenal kalian berdua.
• Diskusi dengan Regulasi
Kalau udah ngumpul, omongin masalah tersebut baik-baik. Tapi, bikin perjanjian di awal. Dalam diskusi itu, masing-masing dapat giliran ngasih penjelasan. Yang lain boleh ngajuin pertanyaan, tapi nggak boleh dengan nada emosi. Pihak netral tersebut berfungsi sebagai pengawas. Misal, ketika suasana jadi memanas, dialah sang peredam. Coba deh cara itu. Aime yakin, segala sesuatunya masih bisa diomongin baik-baik.
• Jadi Teman Bertiga
Setelah diskusi berhasil, kalian bisa saling memaafkan. Lalu, merajut lagi persahabatan yang sempat terkoyak (ceilee…). Masalah kayak gitu biasa kok dalam persahabatan. Eh, kamu bisa bujuk Fida untuk mau jadi teman Ivan juga. Nggak bisa jadi pacar bukan berarti nggak mau jadi teman, kan? Siapa tahu, kalian bertiga malah jadi sahabat kompak. Jadi, nggak perlu ada salah paham lagi.
Aime
Sumber : Jawa Pos dotcom
Maaf mbak gimana cara memasukan untuk postingan sendiri, aku gk tau caranya. Belum pernah sih, soalnya ada permasalahan yang akan saya posting dan butuh penyelesaian.Terima kasih.
BalasHapusMaaf Pak Husnul, blog ini belum interaktif dalam membantu permasalahan yang Anda hadapi. Coba Bapak kunjungi alamat ini http://www.pikirdong.org/konsultasi/konsultasi.php. Semoga bisa membantu.
BalasHapussaya seorang remaja usia 19 tahun, saya punya masalah dengan pacar saya,saya ingin berkonsultasi dengan anda, bagaimana caranya ??
BalasHapusjawab via e-mail saja,trimakasih
adi_bayu13463ro@yahoo.com