Permasalahan :
Mbak Maya, aku seorang wanita berusia 24 tahun, sebentar lagi lulus kuliah. Sudah bertahun-tahun merasa tak bahagia dengan kondisi tubuh dan penampilan diriku yang tidak menarik. Terus terang, aku merasa diriku jelek, maksudku secara fisik, tidak cantik menarik seperti orang-orang lain. Gaya pakaian, make-up atau gaya rambut apapun yang kucoba-coba, rasanya nggak ada yang cocok, semuanya bikin aku tampil semakin aneh dan menyedihkan, sampai-sampai aku benci pada diri sendiri. Aku merasa tubuhku terlalu kurus dan tak berbentuk, belum lagi warna kulitku yang gelap dan kusam, pakai baju apa saja warnanya jadi mati dan nggak matching. Rambut juga tebal dan kaku sulit ditata. Yang paling menyedihkan, aku merasa wajahku tidak cantik, padahal mama dan papaku boleh dibilang cukup cantik/ganteng. Meski merasa berdosa karena tak mensyukuri pemberian Tuhan, tak bisa kuhindari aku sering iri dengan wanita-wanita lain yang bisa tampil seperti model, berkulit putih dan bersih, pakai apa saja kelihatan luwes sehingga bisa pede dan banyak teman. Sedangkan aku, selalu merasa nggak pede sehingga malas bersosialisasi. Aku pernah mengikuti perawatan kulit di klinik khusus, juga dulunya lumayan rajin ke spa untuk melakukan perawatan yang cukup mahal. Sekarang aku sudah malas dan berhenti di tengah jalan karena duit habis dan tak ada hasilnya.
Rasanya stres banget mbak, aku nggak semangat menghadapi hidup, bahkan aku sebenarnya sangat malas kuliah dan bergaul. Tempat yang paling kusuka adalah kamar tidurku sendiri, dimana aku bisa bercermin dan menangis sepuasnya. Aku ingin keluar dari masalah ini, sebab aku tahu ini tidak sehat. Tapi bagaimana caranya mbak?
***************
Jawaban :
Dear Rosa, masalahmu bersumber pada persepsi dan penilaian subyektif yang negatif terhadap diri sendiri, yang membuatmu merasa berpenampilan fisik tidak menarik dan juga membuatmu berpikiran bahwa orang lain pun menganggapnya demikian. Padahal, itu belum tentu benar loh.
Menyadari kekurangan diri sendiri sampai batas tertentu adalah baik, sehingga kamu tidak menjadi sombong dan narsis (memuja diri sendiri). Rasa tidak puas akan penampilan diri juga bisa menjadi pemacu untuk rajin merawat diri, berolah raga, memperhatikan diet dan gizi, serta menambah wawasan tentang trend mode dan tata rias agar bisa tampil lebih menarik. Namun, semua itu ada batasnya, jangan sampai menjadi obsesi yang menguasai pikiran, membuatmu merasa sangat tidak nyaman (bahkan benci!) dengan dirimu sendiri, akibatnya kamu stres dan jatuh ke dalam depresi.
Sebetulnya, ada istilah khusus untuk perasaan tidak nyaman yang ekstrim terhadap penampilan diri sendiri, yaitu Body Dysmorphic Disorder. Pada kondisi yang sudah tergolong gangguan atau patologis ini, penderitanya merasa sangat terganggu bahkan membenci penampilan fisiknya yang diyakini buruk, tidak menarik, sehingga ia merasa tertekan, stres dan mengalami depresi yang mengganggu kemampuannya berfungsi secara sehat dalam hidupnya (tidak bisa berpikir, bekerja, bersosialisasi atau menjalankan peran-perannya di dalam keluarga dan masyarakat). Tentu saja rasanya sangat menderita dan tak mungkin menikmati hidup dalam kondisi demikian. Padahal, biasanya kenyataan tidaklah seburuk yang si penderita pikirkan/rasakan.
*Saya ingin mengajakmu berpikir kembali tentang hal-hal yang selama ini kamu yakini:
Mbak Maya, aku seorang wanita berusia 24 tahun, sebentar lagi lulus kuliah. Sudah bertahun-tahun merasa tak bahagia dengan kondisi tubuh dan penampilan diriku yang tidak menarik. Terus terang, aku merasa diriku jelek, maksudku secara fisik, tidak cantik menarik seperti orang-orang lain. Gaya pakaian, make-up atau gaya rambut apapun yang kucoba-coba, rasanya nggak ada yang cocok, semuanya bikin aku tampil semakin aneh dan menyedihkan, sampai-sampai aku benci pada diri sendiri. Aku merasa tubuhku terlalu kurus dan tak berbentuk, belum lagi warna kulitku yang gelap dan kusam, pakai baju apa saja warnanya jadi mati dan nggak matching. Rambut juga tebal dan kaku sulit ditata. Yang paling menyedihkan, aku merasa wajahku tidak cantik, padahal mama dan papaku boleh dibilang cukup cantik/ganteng. Meski merasa berdosa karena tak mensyukuri pemberian Tuhan, tak bisa kuhindari aku sering iri dengan wanita-wanita lain yang bisa tampil seperti model, berkulit putih dan bersih, pakai apa saja kelihatan luwes sehingga bisa pede dan banyak teman. Sedangkan aku, selalu merasa nggak pede sehingga malas bersosialisasi. Aku pernah mengikuti perawatan kulit di klinik khusus, juga dulunya lumayan rajin ke spa untuk melakukan perawatan yang cukup mahal. Sekarang aku sudah malas dan berhenti di tengah jalan karena duit habis dan tak ada hasilnya.
Rasanya stres banget mbak, aku nggak semangat menghadapi hidup, bahkan aku sebenarnya sangat malas kuliah dan bergaul. Tempat yang paling kusuka adalah kamar tidurku sendiri, dimana aku bisa bercermin dan menangis sepuasnya. Aku ingin keluar dari masalah ini, sebab aku tahu ini tidak sehat. Tapi bagaimana caranya mbak?
***************
Jawaban :
Dear Rosa, masalahmu bersumber pada persepsi dan penilaian subyektif yang negatif terhadap diri sendiri, yang membuatmu merasa berpenampilan fisik tidak menarik dan juga membuatmu berpikiran bahwa orang lain pun menganggapnya demikian. Padahal, itu belum tentu benar loh.
Menyadari kekurangan diri sendiri sampai batas tertentu adalah baik, sehingga kamu tidak menjadi sombong dan narsis (memuja diri sendiri). Rasa tidak puas akan penampilan diri juga bisa menjadi pemacu untuk rajin merawat diri, berolah raga, memperhatikan diet dan gizi, serta menambah wawasan tentang trend mode dan tata rias agar bisa tampil lebih menarik. Namun, semua itu ada batasnya, jangan sampai menjadi obsesi yang menguasai pikiran, membuatmu merasa sangat tidak nyaman (bahkan benci!) dengan dirimu sendiri, akibatnya kamu stres dan jatuh ke dalam depresi.
Sebetulnya, ada istilah khusus untuk perasaan tidak nyaman yang ekstrim terhadap penampilan diri sendiri, yaitu Body Dysmorphic Disorder. Pada kondisi yang sudah tergolong gangguan atau patologis ini, penderitanya merasa sangat terganggu bahkan membenci penampilan fisiknya yang diyakini buruk, tidak menarik, sehingga ia merasa tertekan, stres dan mengalami depresi yang mengganggu kemampuannya berfungsi secara sehat dalam hidupnya (tidak bisa berpikir, bekerja, bersosialisasi atau menjalankan peran-perannya di dalam keluarga dan masyarakat). Tentu saja rasanya sangat menderita dan tak mungkin menikmati hidup dalam kondisi demikian. Padahal, biasanya kenyataan tidaklah seburuk yang si penderita pikirkan/rasakan.
*Saya ingin mengajakmu berpikir kembali tentang hal-hal yang selama ini kamu yakini:
- Benarkah dirimu tidak menarik?
- Apa buktinya?
- Kerugian-kerugian apa yang timbul dari keyakinan itu? (pikirkan betapa banyaknya hal-hal yang tak kamu lakukan atau berusaha kamu hindari gara-gara berpikiran dirimu jelek)
- Benarkah tak ada yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan?
Ada beberapa hal mendasar yang perlu kamu renungkan kembali dan hayati:
- Usaha apapun yang kamu lakukan untuk mengubah penampilan tak akan berbuah hasil jika kamu tidak mengubah atau membuang dulu penilaian negatifmu terhadap diri sendiri. Akan sia-sia semua pakaian bagus, make-up tebal dan gaya rambut terkini yang kamu gunakan untuk menutupi ‘kekuranganmu’, jika jauh di dasar hatimu kamu tetap berkeyakinan bahwa ‘semua itu tak ada gunanya, tak akan berhasil membuat diriku lebih menarik’.
- Kecantikan fisik itu bukan segala-galanya dan sifatnya sangat relatif. Kebaikan, ketulusan dan kerendahan hati, budi pekerti dan kepekaan diri adalah hal-hal lain yang akan memberi nilai lebih dirimu di mata orang lain dan sifatnya lebih universal.
Selanjutnya, coba lakukan hal-hal berikut ini:
- Bangunlah konsep diri yang lebih positif dan cobalah bersikap lebih obyektif dalam menilai diri sendiri. Kenali bakat-bakatmu dan coba terus kembangkan menjadi aktivitas yang positif bahkan berbuah prestasi yang dapat dibanggakan, agar kamu tak terus terpaku mencemaskan penampilan fisik.
- Setiap individu adalah unik, begitu pun secara fisik. Daripada focus pada kekurangan dan mencari-cari bagian tubuh yang dirasa sempurna, coba temukan bagian-bagian dari wajah atau fisikmu yang unik, menjadi ciri khas atau menonjolkan karakter dirimu. Apakah mata yang besar atau sipit, hidung yang mungil, bibir yang lebar namun memiliki garis senyum yang menawan, lesung pipit di pipi, warna kulit sawo matang yang manis, dan lain sebagainya. Kamu adalah unik tanpa perlu cantik sempurna!
- Kendalikan dirimu untuk tidak terus-menerus bercermin, sebab hal itu hanya akan menambah kecemasanmu dan membuatmu semakin terpaku pada “kekurangan” mu.
- Dekatkan diri kepada keluarga dan orang terdekat (orang tua, saudara kandung, sepupu, pasangan, dsb.) dan berusahalah untuk menjalin persahabatan dengan orang-orang di sekitarmu (bisa teman kuliah, tetangga, sepupu, dsb), sebab mereka adalah sumber dukungan emosional yang amat berharga. Singkirkan rasa takut dicela, dihina, atau dinilai kurang, karena itu hanya akan membuatmu semakin menutup diri dan menghindari pergaulan. Cobalah untuk bersikap lebih terbuka, jadikan mereka tempat curhat untuk membicarakan emosi-emosi negatif yang kamu rasakan dan dengarkan saran-saran yang dapat menumbuhkan rasa percaya dirimu.
- Jika masalahnya dirasakan terlalu berat untuk diatasi sendiri, carilah bantuan profesional dengan berkunjung ke psikolog atau psikiater yang berpraktek di kotamu. Kamu bisa menjalani terapi untuk mengubah penilaian dirimu menjadi lebih positif, namun hati-hati jika memutuskan untuk menggunakan obat-obatan antidepresan untuk mengobati depresi. Pahami benar segala efek samping yang mungkin ditimbulkan oleh pemakaian yang lama dan terus-menerus.
Memang, untuk menumbuhkan kepercayaan diri dan mengembangkan konsep diri yang lebih positif dibutuhkan waktu dan proses yang tak mudah. Namun, cobalah bertahan dan bersabar, tanamkan keinginan yang kuat di dalam dirimu untuk bisa lebih mencintai dan hidup nyaman dengan diri sendiri. Percayalah Rosa.
Maya Harry, Psi
Sumber : Wanita Indonesia
Mbak, kenapa aq sekarang selalu di hina orang-orang kalau diriku hitam dan gemuk, padahal kenyata'an aq memang gemuk sih tetapi kulit q sangatlah putih, aq juga tdk berhenti-henti melakukan perawatan kulit, jujur aq memang berkulit putih, tapi kenapa semua orang menghina aq sperti itu, aq jdi putus asa dgn diri ku sendiri.....
BalasHapusasslamualaikum, ka saya mau tanya bagaimana cara saya mengembangkan bakat saya, sedangkan orang tua saya tidak mendukung dengan bakat yang saya ingin kan?
BalasHapustrimakasih
wassalam ^^
Aku bingung pada diriku sendiri. Jika pada teman perempuan aku adl org periang,humoris, cepat akrab, dan terbuka. Namun jika dihadapkan pada teman lelaki, aku adl org yg sangat pemalu, pendiam, tidak bisa akrab dg teman lelaki, dan sering menutup diri dr mereka. Aku bngung gmana supaya aku jd org yg percaya diri di hadapan lelaki dan bisa aktab dg mereka scara baik.
BalasHapusSy juga dlu kyk kamu kok..apalagi dg sy skolah d skolah agama n d rmh g afa laki2...n apa yg sy lakukan adalah jadi diri sndiri d depan mreka..gausah peduli apa yg ada d pikiran mreka,toh sy udh mengaku sy memang tdk cantik..tp setidaknya sy menganggap tdk smua laki2 harus menyukai sy...ada kok saatnya nnti km jd ga pmalu di depan "laki2" yg cocok bwt kamu..smua ada masanya..no need to worry,sister :)
HapusYa, aku juga slalu merasa diriku tidak cantik,.
BalasHapusAku minderan..
Merasa buruk,. Meski bermake up atau membeli pakaian bagus,.
Aku tetap tak bs percaya diri..
Ya mbak sy jg suka minder karna kulit sy hitam dan kusam pdhal sering perawatan, yaa memang pekerjaan sy yg mmbuat kulit sy sperti ini, tp knp pria suka berteman dgn wanita yg cantik dan putih saja ?? Apa ga ada kesempatan untuk wanita sprti sy bergaul ? Malah dapet hinaan aja klo ikut ikutan gaul
BalasHapusSaya juga mbak tp sy laki2 :(
HapusBullshit itu semua, itu bukan perspektif diri, tetapi memang orang lain yg mendiskriminasikan kami. Sering kali mencoba pede yah udah lengkap lah persiapan, sampai di acara hanya segelintir orang yang ngajak bicara, yg lain yg cakep dengan senangnya bebas berbicara pada siapapun. Itu contohnya mba, jadi salah saya terlahir pendek dan jelek?
BalasHapusAku setuju banget sama comment ini! We are what others think/see about us. Jadinya semacam self fulfilling prophecy. Aku ga akan merasa jelek kalau orang-orang ga berkata/bersikap seolah aku jelek. Let's blame society (dan advertising yg udah berhasil menanamkan ke pikiran masyarakat kalau cantik harus putih, kurus, mancung, tinggi, dll).
Hapus